Varian Delta Ancaman Terbesar Amerika Serikat Perangi COVID-19

Rabu, 23/06/2021 07:51 WIB

Washington, Jurnas.com - Varian Delta dari virus corona baru yang pertama kali ditemukan di India adalah ancaman terbesar bagi upaya Amerika Serikat (AS) untuk memberantas COVID-19 di perbatasannya. Demikian kata pakar penyakit menular AS, Dr Anthony Fauci, Selasa (22/6).

"Penularan tidak diragukan lagi lebih besar dalam varian Delta daripada varian asli COVID-19. Ini terkait dengan peningkatan keparahan penyakit." kata Fauci.

Fauci mengatakan bahwa vaksin yang disahkan di AS, termasuk vaksin Pfizer-BioNTech, efektif melawan varian baru COVID-19. "Kami punya alatnya, jadi mari kita gunakan dan hancurkan wabah ini," kata Fauci.

"AS gagal mencapai tujuannya untuk memvaksinasi 70 persen orang dewasa pada 4 Juli dan kemungkinan akan membutuhkan beberapa minggu tambahan untuk mencapai target itu," kata penasihat senior COVID-19 Gedung Putih Jeffrey Zients selama pertemuan pers.

Zients menambahkan bahwa dia memperkirakan 70 persen orang dewasa di atas 27 tahun akan memiliki setidaknya satu suntikan pada 4 Juli.

Lebih dari 150 juta orang di AS, atau lebih dari 45 persen dari populasi, telah divaksinasi penuh, menurut data federal yang terakhir diperbarui pada hari Senin.

Varian Delta berkontribusi pada wabah COVID-19 yang parah di India selama April dan Mei yang membanjiri layanan kesehatan di negara itu dan menewaskan ratusan ribu orang.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya