Senin, 10/05/2021 11:01 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Organ relawan Jokowi/" style="text-decoration:none;color:red;">Laskar Rakyat Jokowi (LRJ) mendesak Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo bertanggungjawab terkait tes wawasan kebangsaan terhadap pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadi polemik di masyarakat.
Sekjen LRJ Ridwan Hanafi mengatakan, Tjahjo Kumolo selaku men-PANRB tak boleh cuci tangan, karena tes wawasan kebangsaan pegawai KPK itu telah membuat gaduh suasana dan dapat mengganggu kinerja pemberantasan korupsi.
"Menteri PANRB Cahyo Kumolo harus bertanggungjawab agar clear persoalan ini. Kalau tidak, publik akan menilai ada upaya dari kepentingan lain yang sengaja ingin mendepak sejumlah pegawai KPK yang selama ini berprestasi," kata Ridwan.
Ridwan menilai publik akan melihat bahwa test bagi pegawai KPK dilakukan oleh aktor tertentu. Terlebih yang dinyatakan tidak lolos adalah mereka-mereka yang sudah puluhan tahun di KPK dan memiliki prestasi dalam mengungkap kasus-kasus besar.
Jokowi Ingatkan Jangan Sampai Alkes Tidak Berguna Karena Ketiadaan Dokter
Jokowi Kumpulkan Menteri di Istana, Bahas Relokasi Warga Gunung Ruang
May Day 2024, Jokowi: Kita Teruskan Semangat Juang Buruh
Termasuk kasus BANSOS di Kementerian Sosial yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Batubara, dan kasus ekspor benur di Kementerian KKP yang menjerat mantan menterinya Edhy Prabowo. Kedua kasus tersebut diduga melibatkan sejumlah petinggi partai politik.
"Sudah tentu ada upaya-upaya yang ingin menghalangi komitmen pemerintahan presiden Jokowi terkait penegakan hukum dan pemberantasan korupsi," tandas Ridwan.
Sebagai relawan, LRJ tetap yakin bahwa Pak Jokowi konsisten memperkuat lembaga KPK. Meski demikian, pihaknya memberi catatan bahwa pejabat-pejabat di lingkungan sekitar presiden perlu di evaluasi kinerjanya.
"Sebab ada beberapa pejabat negara diduga memiliki visi misi lain di luar Visi misi presiden dan wakil presiden. Termasuk dalam pemberantasan korupsi ini," tuntas Ridwan.