Minggu, 09/05/2021 02:50 WIB
Dhaka, Jurnas.com - Bangladesh mendeteksi kasus pertama dari varian COVID yang sangat menular yang pertama kali diidentifikasi di India, beberapa minggu setelah menutup perbatasannya dengan tetangganya.
Direktur Jenderal Direktorat Kesehatan Bangladesh, Nasima Sultana, mengatakan kepada wartawan, enam kasus varian India telah terdeteksi di Bangladesh.
"Dua kasus dipastikan dari varian India, dan yang lainnya cukup dekat dengannya," kata Sultana, menambahkan bahwa mereka semua baru-baru ini kembali dari negara tetangga India dan diisolasi.
"Varian India sangat menular dan orang harus berhati-hati dan secara ketat mengikuti pedoman kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak fisik, dan mencuci tangan," sambungnya.
Hampir 7.000 Warga Rohingya Kehilangan Tempat Tinggal di Kamp Bangladesh akibat Kebakaran
Tempat Pemungutan Suara di Bangladesh Dibakar, Oposisi Mulai Pemogokan Pemilu
Sejuta Muslim Rohingya Masih di Pengungsian, PBB Minta Perhatian Internasional
Varian bernama B1617 itu telah menjangkau setidaknya 17 negara, dari Inggris dan Iran hingga Swiss, yang memicu kekhawatiran global.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeskripsikannya sebagai "variant of interest". Varian ini menunjukkan kemungkinan mutasi yang akan membuat virus lebih mudah menular, menyebabkan penyakit lebih parah atau menghindari kekebalan vaksin.
India, yang sedang memerangi gelombang kedua virus korona yang menghancurkan rumah sakit, kamar mayat, dan krematorium, pada hari Sabtu melaporkan jumlah kematian COVID-19 tertinggi dalam satu hari.
Akhir April, Bangladesh menutup perbatasannya dengan India selama 14 hari, meskipun perdagangan akan terus berlanjut. Perjalanan udara telah ditangguhkan sejak 14 April, ketika Bangladesh memberlakukan penguncian yang ketat selama seminggu. Sejak itu, penguncian longgar telah diberlakukan hingga 16 Mei.
Gelombang kedua Bangladesh mencapai puncaknya sekitar sebulan lalu. Sejak itu, infeksi harian telah menurun, dengan 1.285 kasus baru dilaporkan pada hari Sabtu serta 45 kematian.
Total kasus mencapai 772.127, dengan 11.878 kematian.
Regulator obat Bangladesh telah menyetujui vaksin Sinopharm China dan Sputnik V Rusia untuk penggunaan darurat melawan COVID-19, setelah India menghentikan ekspor suntikan AstraZeneca sebagai tanggapan atas rekor lonjakan infeksi dalam negeri. (Reuters)
Keyword : BangladeshVarian COVID IndiaB1617