Selasa, 27/04/2021 12:05 WIB
Moskow, Jurnas.com - Rusia prihatin atas situasi di Myanmar, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin.
Kremlin mengikuti situasi di negara itu dengan cermat dan mengutuk tindakan kekerasan apa pun, yang menyebabkan korban sipil, kata Peskov kepada wartawan.
"Kami sangat prihatin dan mengamati dengan penuh perhatian apa yang terjadi di Myanmar. Kami mengutuk keras tindakan yang menyebabkan hilangnya nyawa manusia di antara penduduk sipil," kata dia.
Tetapi Myanmar harus mengatasi masalahnya sendiri, tambah Peskov.
Rusia Kirimkan Minyak ke Korea Utara Lebihi Jumlah yang Diamanatkan PBB
Turki Hentikan Semua Transaksi Ekspor dan Impor dengan Israel
Indonesia Technology Investment Summit 2024 untuk Lawan Perubahan Iklim dengan IT
Setidaknya 751 orang tewas dalam tindakan keras militer terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar, menurut angka terbaru yang dirilis oleh kelompok pengawas HAM.
Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan pada Minggu malam bahwa sebanyak 3.431 orang ditahan dan 79 orang di antaranya dijatuhi hukuman.
Kekerasan masih terus berlanjut meski para pemimpin negara Asia Tenggara (ASEAN) berkumpul pada Sabtu di Jakarta untuk membahas situasi di Myanmar.(Anadolu Agency)