Jum'at, 26/03/2021 18:45 WIB
Shanghai, Jurnas.com - Aplikasi toko online asal China, Didi Chuxing mencoret perusahaan pakaian ternama Swedia, H&M, dari daftar toko di aplikasi tersebut.
Pencoretan ini dilakuan setelah perusahaan itu pada 2020 lalu mengatakan tidak lagi membeli kapas dari Provinsi Xinjiang, China, karena adanya laporan kerja paksa dan perbudakan.
Dikutip dari Reuters pada Jumat (26/3) sore, hasil penelusuran untuk jaringan toko pakaian itu di aplikasi Didi Chuxing tidak membuahkan hasil. Sementara itu hingga saat ini belum berkomentar.
H&M menghadapi reaksi publik yang tidak terduga di China minggu ini, setelah pada 2020 lalu menyatakan tidak akan lagi mengambil kapas dari China, karena adanya laporan kerja paksa di Xinjiang. H&M mengatakan sangat prihatin dengan laporan tersebut.
Khawatir Sanksi AS, Bank Besar China Batasi Pembayaran Transaksi Perusahaan ke Rusia
Pekan Ini China Bakal Luncurkan Misi Bulan Selama 53 Hari
DPR Desak Pemerintah Tutup Perusahaan Baja Ilegal China
Organisasi Hak Asasi Manusia menuduh pihak berwenang di wilayah barat menahan Muslim Uighur di kamp-kamp, tempat mereka menjalani kerja paksa dan indoktrinasi ideologis.
Beijing berulang kali menyangkal tuduhan tersebut, dan menggambarkan kamp tersebut sebagai pusat pelatihan kejuruan yang membantu memerangi ekstremisme agama.
Reaksi publik terhadap H&M menyebabkan raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Ltd, aplikasi belanja Meituan, dan aplikasi peta untuk mesin pencari Baidu Inc, masing-masing menghapus H&M dari daftar toko.
Sejak reaksi awal terhadap H&M, merek luar negeri lainnya termasuk Burberry Group PLC, Nike Inc, dan Adidas AG juga menghadapi pukulan balik setelah membuat pernyataan serupa mengenai sumber kapas di Xinjiang.
Keyword : H&M China Perusahaan Swedia Fesyen Kapas Xinjiang