10 Peringkat Terbesar Provinsi Produsen Beras 2020

Rabu, 24/03/2021 13:06 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan, terjadi pergeseran peringkat 10 terbesar provinsi produsen beras tahun 2020 dibandingkan 2019.

Hal itu berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA), seperti disadur Jurnas.com dalam rilis Kementan pada Rabu (24/3).

Pertama, Provinsi Jawa Timur, dengan luas panen 1.754.380 hektare menghasilkan padi 9.944.538 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 5.712.597 ton beras. Provinsi Jawa Timur berhasil menggeser Jawa Tengah yang sebelumnya peringkat satu.

Kedua, Provinsi Jawa Tengah, dengan luas panen 1.666.931 hektare menghasilkan padi 9.489.165 ton GKG atau setara 5.428.721 ton beras.

Ketiga, Provinsi Jawa Barat, dengan luas panen 1.586.889 hektare menghasilkan padi 9.016.773 ton GKG atau setara 5.180.202 ton beras.

Keempat, Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas panen 976.258 hektare menghasilkan padi 4.708.465 ton GKG atau setara 2.687.970 ton beras.

Kelima, Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas panen 551.321 hektare menghasilkan padi 2.743.060 ton GKG atau setara 1.567.102 ton beras.

Keenam, Provinsi Lampung, , dengan luas panen 545.149 ha menghasilkan padi 2.650.290 ton GKG atau setara 1.515.678 ton beras.

Ketujuh, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas panen 388.591 ha menghasilkan padi 2.040.500 ton GKG atau setara 1.164.435 ton beras.

Kedalapan, Provinsi Aceh dengan luas panen 317.869 ha menghasilkan padi 1.757.313 ton GKG atau setara 1.007.143 ton beras.

Kesembilan, Provinsi Banten, dengan luas panen 325.333 ha menghasilkan padi 1.655.170 ton GKG atau setara 937.815 ton beras. Provinsi Banten mampu menggeser posisi Provinsi Sumatera Barat yang sebelumnya di peringkat sembilan.

Kesepuluh, Provinsi Sumatera Barat, dengan luas tanam 295.664 ha menghasilkan padi 1.387.269 ton GKG atau setara 799.123 ton beras.

Menurut Suwandi dinamika pergeseran antarprovinsi ini terjadi berkat ketepatan strategi, terobosan dalam berproduksi dan optimasi pemanfaatan sumberdaya masing-masing. "Secara nasional terjadi peningkatan produktivitas dan selanjutnya untuk terus dipacu produksi," ujar Suwandi.

Suwandi mengatakan, setiap tahun harus ada terobosan baru dan langkah yang tepat di lapangan seperti penggunaan benih unggul, teknis budidaya dan panen yang baik, efisiensi input penerapan padi bebas residu, integrated farming menuju zero waste, mekanisasi, peningkatan Indek Pertanaman (IP) maupun Perluasan Areal Tanam Baru (PATB).

"Bahkan pada 2021 sudah mulai dikenalkan teknis budidaya dengan IP400 yang berarti bisa tanam dan panen 4 kali setahun," kata dia.

Suwandi memberikan apresiasi kepada provinsi yang produksi beras 2020 meningkat dibandingkan 2019 dan agar menjadi pemacu semangat meningkatkan produksi dan ketahanan pangan di seluruh provinsi.

Dia berharap pada 2021 terdapat berbagai terobosan, peningkatan produktivitas dan memajukan pertanian dengan penerapan teknologi benih, alat mesin pertanian, dan manajemen korporasi.

Beberapa program Kementan ini telah berjalan pada 2021 seperti mekanisasi, KUR, korporasi petani, perluasan areal tanam baru, IP400, kostraling, food estate, serta integrated farming menuju zero waste. “Semua bermuara di satu tujuan untuk meingkatkan produksi tanaman pangan serta mensejahterakan petani,” ujar Suwandi.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya