Jum'at, 12/02/2021 11:55 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Pemerintahan Presiden AS Joe Biden menuduh pemerintah Israel melanggar perjanjian penerbangan yang ditandatangani antara kedua belah pihak.
Tuduhan AS menyangkut izin Tel Aviv bagi maskapai El Al Israel untuk mengoperasikan penerbangan repatriasi untuk mengembalikan warga Israel ke Israel, sementara melarang maskapai penerbangan AS menggunakan wilayah udaranya.
Dilansir Middleeast, Jumat (12/02), insiden diplomatik baru-baru ini tercatat antara penasihat Presiden Biden dan Israel mengenai masalah penerbangan repatriasi ke Israel.
Pemerintahan Biden mendekati Kementerian Luar Negeri dan Transportasi Israel, menuduh mereka melanggar perjanjian penerbangan yang ditandatangani antara Washington dan Tel Aviv, memberikan kesempatan yang sama kepada maskapai penerbangan AS dan Israel.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Sementara Israel baru-baru ini mengizinkan El Al Airlines Israel untuk mengembalikan orang Israel ke Israel dan menolak untuk mengizinkan dua maskapai penerbangan AS, United Airlines dan Delta, untuk mengoperasikan penerbangan serupa.
Saluran TV Israel mengkonfirmasi bahwa pemerintah Inggris juga bermaksud untuk menangani Israel terkait masalah tersebut, mencatat bahwa ada kemarahan yang cukup besar terhadap Israel karena keputusannya yang tidak adil untuk menutup wilayah udaranya, yang hanya mengizinkan El Al Airlines untuk mengoperasikan penerbangan.
El Al Airlines Israel akan mengoperasikan penerbangan untuk mengembalikan orang Israel yang terperangkap di luar negeri mulai Kamis, sementara pembatasan yang diberlakukan pada penerbangan oleh maskapai asing ke Israel akan berlanjut hingga akhir bulan.
Saluran TV Israel mengungkapkan ada kekhawatiran bahwa keputusan untuk mencegah varian virus corona mencapai Israel akan merusak hubungan Tel Aviv dengan negara lain.