Senin, 01/02/2021 13:22 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Ekosistem usaha menjadi perhatian khusus Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, ketika terjun dan bertemu langsung dengan pelaku sistem resi gudang (SRG) bawang di Brebes dan Kudus pekan yang lalu.
Menurut Wamendag, paradigma pembangunan institusi yang terkini bukan hanya berpaku pada aspek fisik, tetapi lebih dari itu, perlu lebih berparadigma pada pembangunan ekosistem. Hal itu juga yang harus diperhatikan dalam upaya revitalisasi SRG Bawang nasional yang berpusat di Brebes.
"Ekosistem yang baik, itu yang utama. Dengan ekosistem yang baik, semua pelaku akan tertarik, nyaman dan sungguh-sungguh terjun di dalamnya. Hal ini karena ekosistem yang baik memastikan adanya relasi dan koordinasi yang lancar dan sinergis yang memungkinkan semua stake holder mendapatkan keuntungan dan manfaat," terang Wamendag dalam keterangannya pada Senin (1/2).
Oleh karena itu, menurut Jerry, pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang baik tersebut. Peran pemerintah daerah sangat penting mengingat pemerintah daerah yang bertindak sebagai pelaku, fasilitator sekaligus regulator SRG dalam operasional sehari-harinya. Sementara itu, pemerintah pusat bertindak sebagai insiator dan regulator di tingkat yang lebih makro.
Wamendag Sebut Indonesia Semakin Diperhitungkan di Kancah Global
Genjot Ekspor Pertanian dan Kehutanan, Kemendag Beri Relaksasi Kebijakan
Indonesia dan Australia Bahas Utilisasi CEPA
Menurut Wamendag, jika SRG berkinerja baik, banyak manfaat yang bisa diambil oleh pemerintah daerah. Khususnya dalam SRG bawang merah Brebes, yang akan diuntungkan adalah petani, pedagang dan pemerintah daerah.
"Bagi petani, SRG akan memastikan jaminan pemasaran dan harga yang baik. Bagi pedagang, ini akan memudahkan mata rantai pasokan dan bagi Pemerintah daerah tentu akan memberikan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli daerah," lanjut Jerry.
Brebes sendiri menurut catatan adalah penghasil utama bawang merah di tingkat nasional. Catatan BPS menunjukkan bahwa bawang brebes memasok 85 persen kebutuhan bawang merah nasional. Namun demikian, komoditas bawang merah ini sering berfluktuasi dari segi harga.
Saat tiba panen raya harganya anjlok, sedangkan pada kesempatan lain harganya melonjak tinggi. Menurut Kemendag, untuk mengatasi masalah itu solusinya adalah membuat sistem penopang (buffer system) yang berpusat pada Sistem resi Gudang (SRG). Dengan demikian, manajemen pasokan, penyimpanan dan penyaluran (distribusi) akan lebih baik dan bisa menjamin harga.
SRG sendiri membutuhkan peran banyak stake holder, salah satunya penyedia teknologi. Bawang adalah komoditas berumur pendek yang jika tidak disimpan dengan baik akan cepat busuk dan turun nilainya.
Untuk itu, sebagai kelanjutan kunjungan ke Brebes, Wamendag melanjutkan kunjungan ke Kudus, tempat salah satu alat penunjang utama SRG bawang merah Brebes dibuat.
Kali ini Wamendag meninjau pabrik alat controlled atmosphere storage (CAS). CAS adalah salah satu alat yang bisa menjadi alternatif dalam penyimpanan hasil bumi yang umumnya berumur pendek. Wamendag berharap gudang Indonesia makin canggih sebagaimana yang diterapkan di luar negeri. Hal ini penting karena teknologi diyakini mampu menekan biaya dan menjamin kualitas barang yang disimpan.
"Visi kita adalah gudang kita secara sistem dan teknologi makin canggih sehingga bisa lebih ekonomis dan menguntungkan," tutup Wamendag.