Dari Sirkuit Sentul Bamsoet Ajak Pelaku Industri Otomotif Majukan Olahraga Otomotif

Sabtu, 09/01/2021 17:52 WIB

BOGOR - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang juga dipercaya menjadi Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) meninjau kondisi lintasan balap Sirkuit International Sentul dengan panjang sekitar 4,2 Km dan lebar sekitar 15 meter, yang baru selesai di aspal pada September 2020 lalu.

Selain pengaspalan, Sirkuit Sentul juga bersolek dengan menambah berbagai sarana dan prasarana. Antara lain CCTV dengan teknologi terbaru yang bisa memantau secara detail kejadian di lintasan balap, penambahan 1 unit ambulance Toyota Hiace sebagai fasilitas keselamatan bagi pembalap jika mengalami insiden di lintasan balap, safety car, mobil fast doctor, serta mobil COC dengan desain dan unit baru.

"Sirkuit Sentul masih memerlukan banyak pembenahan. Setidaknya dibutuhkan dana sekitar USD 15 juta untuk merenovasi total berbagai sarana dan prasarana yang ada disini agar bisa selevel dengan sirkuit kelas internasional lainnya. Karenanya, IMI mendorong berbagai industri otomotif di Indonesia seperti Honda, Toyota, Yamaha, Hyundai, dan berbagai brand lainnya membangun kerjasama dengah managemen Sirkuit Sentul untuk mengelola sirkuit kebanggaan bangsa ini menjadi lebih baik," ujar Bamsoet usai bertemu CEO Sirkuit International Sentul Tinton Soeprapto, di Bogor, Sabtu (9/1/21).

Turut hadir antara lain Dewan Pengawas IMI Kombes (Pol) Samsul Bahri dan Wakil Ketua Umum IMI Sadikin Aksa, serta tokoh olahraga balap nasional Ananda Mikola.

Bamsoet menilai, kerjasama dengan pelaku industri otomotif sangat diperlukan, mengingat penjualan mereka di Indonesia sangat tinggi. Sepanjang 2019 saja, Kementerian Perindustrian mencatat total produksi kendaraan roda dua mencapai 7.297.648 unit. Penjualan domestik menyumbang angka 6.487.460 unit, sisanya sekitar 810.188 unit diperuntukan ekspor.

"Sebagai imbal balik atas tingginya penjualan berbagai produk otomotif di pasar Indonesia, tak salah jika berbagai brand tersebut turut terlibat aktif memajukan olahraga otomotif nasional. Salah satunya dengan ikut mengelola Sirkuit Sentul. Teknis kerjasamanya bisa dibicarakan lebih lanjut dalam skema business to business, sehingga bisa saling menguntungkan antara industri otomotif dengan pengelola Sirkuit Sentul," jelas Bamsoet.

Bamsoet juga melihat potensi pemanfaatan lahan di kawasan Sirkuit Sentul yang bisa dikembangkan menjadi Pusat Industri Modifikasi Otomotif. Sehingga bisa menambah keunggulan kawasan Sirkuit Sentul tak hanya menjadi kawasan balapan otomotif saja.

"Banyak pelaku usaha modifikasi otomotif yang sedang mencari lokasi strategis. Baik dari segi akses maupun history. Kawasan Sirkuit Sentul bisa menjadi salah satu jawabannya. Secara akses jalan sangat bagus. Secara history, Sentul dan otomotif punya ikatan batin yang kuat," ujar Bamsoet.

Pada kesempatan ini Bamsoet menginginkan keberadaan Sirkuit International Sentul tidak hanya sekadar tempat balapan saja. Tetapi, mampu menjadi icon otomotif sekaligus monumen kebanggaan bangsa. Terlebih, Sirkuit Sentul merupakan saksi lahir dan majunya olahraga otomotif di Indonesia.

"Disini pernah diselenggarakan berbagai kejuaraan international bergengsi seperti Asian F3, A1 Grand Prix, GP2 Asia. Bahkan di tahun 1996-1997, pernah menjadi tuan rumah MotoGP. Pada tahun 1997, misalnya, Valentino Rosi yang bergabung dengan tim Aprilia ikut meramaikan balapan dengan turun di kelas 125 Cc dan menjadi juara. Sementara kelas 250 Cc dimenangkan Max Biagi dari Honda, dan dikelas bergengsi 500 Cc dimenangkan Tadayuki Okada," ujar Bamsoet.

Bamsoet tidak ingin kejayaan Sirkuit Sentul perlahan pudar ditelan roda zaman. Karenanya, setelah Sirkuit Mandalika di Lombok, tak salah jika kelak perhelatan MotoGP maupun juga F1, juga bisa mampir ke Sirkuit Sentul. Karena satu negara bisa saja menyelenggarakan lebih dari satu balapan di sirkuit yang berbeda.

"Sebelum mengejar MotoGP maupun F1, IMI mendukung managemen Sirkuit Sentul terlebih dahulu menyelenggarakan event internasional berskala Asia. Seperti TCR Asia International Series, Asia Road Racing Championship, Blanchpain GT World Challenge Asia, hingga Supercars Championship," tandas Bamsoet.

Bamsoet menilai masyarakat Indonesia sudah sangat merindukan hadirnya kembali event olahraga balap berskala internasional. Para promotor dunia rasanya tak akan berpikir panjang menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah, selama keberadaan sirkuitnya memadai.

"Potensi market penonton di Indonesia sangat besar. Sebagai gambaran, saat menjadi tuan rumah A1 GP Championship pada tahun 2006, penonton tumpah ruah di Sirkuit Sentul. Bahkan Presiden SBY sampai terjebak dalam kemacetan dan harus menggunakan motor menuju Sirkuit Sentul untuk membuka A1. Kondisi tersebut memggambarkan betapa masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang sosial ekonomi sangat menyukai event olahraga otomotif," pungkas Bamsoet.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya