Minggu, 13/12/2020 07:05 WIB
New York, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengatakan, pemerintah di seluruh dunia harus mengumumkan keadaan darurat iklim hingga mencapai udara bersih atau nol emisi CO2.
"Adakah yang masih menyangkal bahwa kita menghadapi keadaan darurat yang dramatis?” Guterres dalam sambutan virtual pembukaan pada KTT iklim, Sabtu (13/12), seperti dilansir dari Reuters.
"Itulah mengapa hari ini, saya menyerukan kepada semua pemimpin di seluruh dunia untuk mendeklarasikan Keadaan Darurat Iklim di negara mereka sampai netralitas karbon tercapai," sambungnya.
Guterres mengatakan paket pemulihan ekonomi yang diluncurkan setelah pandemi virus corona (COVID-19) mewakili peluang untuk mempercepat transisi ke masa depan rendah karbon. Meski begituz dia memperingatkan bahwa ini tidak terjadi cukup cepat.
Hadapi Perubahan Cuaca dengan Mitigasi yang Tepat dan Sosialisasi Berkelanjutan
Tahun Ini Dunia Pecahkan Rekor Pemanasan Global Dibanding Tahun 2016
Ilmuwan Laporkan, Pemanasan Global Karena Ulah Manusia
"Sejauh ini, anggota G20 membelanjakan 50% lebih banyak untuk stimulus dan paket penyelamatan mereka di sektor-sektor yang terkait dengan produksi dan konsumsi bahan bakar fosil, daripada energi rendah karbon," kata Guterres.
"Ini tidak bisa diterima. Triliunan dolar yang dibutuhkan untuk pemulihan COVID adalah uang yang kita pinjam dari generasi mendatang," katanya.
"Kita tidak dapat menggunakan sumber daya ini untuk mengunci kebijakan yang membebani generasi mendatang dengan segunung hutang di planet yang rusak," sambungnya.
Pada Jumat (11/12), tuan rumah bersama KTT, Inggris berjanji untuk mengakhiri dukungan langsung pemerintah untuk proyek bahan bakar fosil di luar negeri, yang bertujuan memacu langkah serupa oleh negara lain mempercepat pergeseran ke energi yang lebih bersih.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan, negara-negara dapat bekerja sama untuk secara radikal mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengubah praktik pertanian, dan membalikkan proses yang selama berabad-abad umat manusia telah menyelimuti planet ini dalam teacosy beracun gas rumah kaca.
"Dan pada saat yang sama, kita dapat menciptakan ratusan ribu pekerjaan, jutaan pekerjaan, di seluruh dunia saat kita bersama-sama pulih dari COVID-19," kata Johnson.
Sebagai informasi, lebih dari 70 pemimpin dunia, aktivis masyarakat sipil, pemimpin bisnis dan walikota mengikuti KTT Ambisi Iklim, yang menandai lima tahun sejak perjanjian iklim Paris.