Peleburan PGN-Pertamina Tidak Efisien

Selasa, 11/10/2016 21:36 WIB

Kepala Pusat Kajian Energi Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa menentang usulan pembentukan holding BUMN sektor Migas, khususnya rencana penggabungan antara PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dengan PT Pertamina (Persero).

Menurut Iwa, penggabungan PGN dan Pertamina hanya akan menyebabkan pembengkakan biaya di masing-masing managemen. Dari pada menggabungkan, lebih baik pemerintah fokus membesarkan dua BUMN ini di bidang usahanya masing-masing.

"Misalnya, Pertamina fokus di BBM, Pertagas dan PGN dilebur khusus mengenai gas, listrik ya fokusnya di PLN, karena itu semua kan fundamental menyangkut hajat hidup orang banyak. Fokus saja terhadap masing-masing itu, efisiensienkan masing-masing itu," kata Iwa dalam diskusi `Revisi UU Migas untuk Kedaulatan Energi demi terbentuknya Holding Energy Nasional` yang digelar PB HMI di Cikini, Jakarta, Selasa (12/10).

Iwa melanjutkan, pemerintah sebaiknya merubah aturan yang tidak pro terhadap hajat hidup orang banyak. Perusahaan BUMN semestinya menjalankan dua fungsi, yakni mengejar profit sekaligus menangani wilayah sosial.

"Perusahaan BUMN, seperti Pertamina sebaiknya dibagi, ada yang khusus profit center yang dibutuhkan untuk pendapatan negara, kemudian dibuatkan juga Pertamina yang menangani wilayah sosial," tuntas Iwa.

TERKINI
Luhut Tegaskan Tanpa Nikel RI Pasar Mobil Listrik Amerika Terpuruk KPK: Kuasa Hukum Gus Muhdlor Kirim Surat Penundaan Pemeriksaan DPR Dukung Rencana Jokowi Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online KPK Sebut Nilai Gratifikasi Eks Bupati Probolinggo Rp149 miliar