Malaysia Kecewa, AS Blokir Impor Minyak Sawit dari FGV Holdings

Kamis, 01/10/2020 09:09 WIB

Kuala Lumpur, Jurnas.com - Malaysia menyatakan kecewa kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) atas larangan impor produk sawit dari FGV Holdings usai dituding menggunakan kerja paksa dalam proses produksi.

Customs and Border Protection (CBP) AS mengatakan, larangan tersebut hasil dari investigasi selama setahun yang mengungkapkan indikator kerja paksa termasuk pelecehan terhadap yang rentan, penipuan, kekerasan fisik dan seksual, intimidasi dan ancaman, serta penyimpanan dokumen identitas.

FGV merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, digunakan dalam segala hal mulai dari makanan hingga kosmetik. Perusahaan dan pemasok lainnya pernah menghadapi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu.

"FGV kecewa karena keputusan tersebut dibuat ketika FGV sudah mengambil langkah konkret selama beberapa tahun terakhir dalam menunjukkan komitmennya menghormati hak asasi manusia dan menegakkan standar ketenagakerjaan," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan mengatakan semua masalah yang diangkat telah menjadi subyek wacana publik sejak 2015 dan telah mengambil beberapa langkah untuk memperbaiki situasi, yang didokumentasikan dan tersedia di domain publik.

"FGV akan terus terlibat dengan CBP untuk membersihkan namanya," kata perusahaan itu.

CBP mengatakan tidak dapat membagi total impor oleh FGV tetapi larangan itu tidak akan berdampak signifikan pada total impor minyak sawit dan produk minyak sawit AS.

"Ada impor produk minyak sawit AS senilai $ 147 miliar sejak Agustus 2018," kata CBP melalui email.

TERKINI
Bertepatan Hari Pers Internasional, 57 Pemimpin Redaksi Deklarasi ICEC Luhut Tegaskan Tanpa Nikel RI Pasar Mobil Listrik Amerika Terpuruk KPK: Kuasa Hukum Gus Muhdlor Kirim Surat Penundaan Pemeriksaan DPR Dukung Rencana Jokowi Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online