Kamis, 10/09/2020 08:44 WIB
Riyadh, Jurnas.com - Kerjaan Arab Saudi menegaskan komitmennya kepada negara Palestina berdasarkan berdasarkan garis batas sebelum Perang Enam Hari pada 1967.
Dinukil dari Arab News, penegasan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan pada pertemuan Liga Arab yang digelar di Kairo, Mesir, pada Rabu (9/9).
"Palestina harus memiliki Yerusalem Timur sebagai ibukotanya dan Kerajaan mendukung semua upaya yang bertujuan untuk mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk konflik tersebut," tegasnya.
Pada Perang Enam Hari 1967, Israel, yang merupakan sektutu utama Amerika Serikat (AS) mencaplok wilayah seperti Tepi Barat dan Jalur Gaza, yang masih diduduki hingga saat ini.
Israel Serukan Evakuasi Warga Rafah, HAM PBB Sebut Tidak Manusiawi
Tanggapi Aksi Pro Palestina, 13 Hakim Konservatif AS Tolak Pekerjakan Sarjana Hukum Lulusan Columbia
Kirim Delegasi Perundingan Gencatan Senjata Gaza, Israel Tetap Lanjutkan Operasi di Rafah
Pada 13 Agustus, Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel mengumumkan kesepakatan yang ditengahi AS untuk menormalisasi hubungan, termasuk membuka kedutaan di wilayah masing-masing.
Kesepakatan itu menjadikan UEA sebagai negara Arab ketiga yang memiliki hubungan diplomatik normal dengan Israel bersama dengan Mesir dan Yordania yang sama-sama berbatasan dengan negara tersebut.