Kamis, 03/09/2020 13:15 WIB
Malangm Jurnas.com - Kabupaten Malang memiliki potensi yang besar dalam pengembangan budidaya buah dan aneka tanaman hortikultura. Hal inilah yang mendorong Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo datang ke lokasi pengembangan bibit unggul alpukat Pameling.
"Saya yakin ini akan menjadi kontribusi atau sumbangsih hadirnya alpukat-alpukat berkualitas tinggi di Indonesia. Saya sudah melihat kondisi persiapan di sini untuk bisa menjadi kebun bibit berkualitas," kata Syahrul dihadapan para petani alpukat yang tergabung dalam Gapoktan Nakulo di Kamis (3/9).
"Dengan melihat berat alpukat per buah bisa 1-2 kg, akan menjadi kemampuan yang luar biasa. Ini bisa menjadi bagian hasil buah negara Indonesia yang merintis klasifikasi yang dibutuhkan oleh kita secara nasional maupun ekspor. Jadi, hari ini saya canangkan Gapoktan Unggulan di bidang Alpukat," ujarnya.
Syahrul mengapresiasi Gapoktan Nakulo yang mampu termotivasi melakukan inovasi yang dapat menjadi andalan nasional dengan dukungan penuh dari Bupati Malang dan seluruh jajarannya.
Komitmen Tingkatkan Ekspor, Alpukat Pameling Siap Dukung Menuju Indonesia Emas
Pemeling, Alpukat Unggulan Malang Siap Bersaing di Pasar Internasional
Pada kesepatan tersebut, Syahrul juga menanam bibit alpukat pameling yang dulunya dikenal sebagai alpukat arjuno didampingi oleh Direktur Jenderal Hortikultura dan anggota Gapoktan Nakulo.
Saat ini Desa Wonorejo memiliki luas lahan dua hektare untuk penakar benih. Dari luasan tersebut, saat ini sudah ada 30 ribu pohon alpukat yang siap dipanen.
Salah satu penangkar bibit alpukat dari Kelompok tani Karya Makmur Gapoktan Nakulo, Nyoto, mengaku senang karena selama ini Kementan selalu memberikan bantuan berupa training pasca panen, budidaya, serta bantuan alsintan yang cukup masif.
Nyoto bangga dari tahun ke tahun usaha alpukat bersama seluruh anggota kelompok mengalami peningkatan yang cukup tajam, terutama dalam dua tahun terakhir. Ia mengaku hasil panennya disuplai ke berbagai daerah di Indonesia.
"Saat ini pengembangan lahan tanam alpukat pameling siap panen mencapai 25 hektare. Kedepan kami berharap daerah kami bisa menjadi sentra kawasan pengembangan menjadi 100 hektare, mengingat lahan masyarat disini sangat luas," ujarnya.
Sekretaris Gapoktan Nakulo, Lamina mengatakan, pembinaan terus dilakukan oleh penyuluh pertanian melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lawang dan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan.
"kami berharap kelak bisa mengekspor," kata ujarnya.
Wikandaru selaku Koordinator BPP Lawang, menuturkan, tidak henti-hentinya mengajak seluruh penyuluh di BPP untuk terus memberingan dorongan dan motivasi serta mentransfer ilmu kepada petani binaanya.
"Apalagi saat ini kami harus terus mendukung serta menyukseskan program Kostratani yang sangat memberi manfaat bagi pengawalan dan pendampingan serta dorongan untuk kemajuan petani kami," ujarnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, Kostratani berada di tingkat kecamatan. Kostratani hadir untuk mensupport dan terlibat langsung pada seluruh program Kementan.
"Kostratani juga sebagai pelaksana utama program strategis Kementan. Keberadaan penyuluh di BPP tentunya untuk membantu dan mendampingi petani dalam meningkatkan produktivitasnya," jelas Dedi.