Delegasi Israel-AS Disambut Ledakan di Abu Dhabi

Senin, 31/08/2020 19:41 WIB

Abu Dhabi, Jurnas.com - Satu orang tewas dan beberapa orang terluka dalam dua ledakan terpisah di ibu kota Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi dan pusat pariwisata Dubai.

Pesawat El Al membawa pejabat Amerika Serikat (AS) dan Israel, yang akan bertemu dengan pejabat UEA pada Senin (31/8) untuk mendiskusikan kesepakatan lebih lanjut.

Sesaat sebelum kedatangan pejabat AS dan Israel, ledakan menghantam restoran cepat saji Amerika KFC dan Hardees di Jalan Rashid bin Saeed Abu Dhabi, yang juga dikenal sebagai jalan bandara tempat delegasi Amerika-Israel diperkirakan akan mendarat pada Senin (31/8) malam.

Polisi mengatakan ledakan itu menyebabkan beberapa luka ringan dan sedang. Menurut surat kabar National, gerai ritel lain juga rusak dalam ledakan tersebut.

Ledakan terpisah mengguncang pusat pariwisata UEA, Dubai, menewaskan satu orang dan menyebabkan beberapa lainnya terluka. Media lokal melaporkan bahwa tabung gas meledak di sebuah restoran Dubai pada Senin pagi dan menewaskan satu orang.

Ledakan itu menyebabkan kebakaran yang merusak lantai dasar gedung itu, kata surat kabar itu mengutip juru bicara Pertahanan Sipil Dubai. Api padam dalam 33 menit.

Israel dan UEA pada 13 Agustus mencapai kesepakatan yang akan mengarah pada normalisasi penuh hubungan diplomatik antara kedua belah pihak, dalam kesepakatan yang tampaknya ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump.

Menurut perjanjian itu, delegasi Israel dan UEA akan mengadakan pertemuan dan menandatangani perjanjian bilateral yang mencakup sektor-sektor termasuk investasi, pariwisata dan penerbangan langsung serta pembukaan kedutaan timbal balik.

Delegasi AS, yang menuju ke Abu Dhabi, dipimpin oleh penasihat senior dan menantu Trump, Jared Kushner, dan termasuk penasihat keamanan nasional Robert O`Brien. Delegasi itu sedang dalam perjalanan ke wilayah itu untuk mendorong pemulihan hubungan Arab-Israel.

Anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Hanan Ashrawi mengatakan Kushner dan timnya berusaha keras untuk meyakinkan sebanyak mungkin pemimpin Arab dan Muslim untuk memberi Trump dorongan sebelum tawaran pemilihan ulangnya pada November.

"Mereka akan menjadi penyangga dengan latar belakang tontonan yang tidak berarti untuk kesepakatan konyol yang tidak akan membawa perdamaian ke kawasan itu," tambahnya.

Kesepakatan normalisasi itu memicu kemarahan di Timur Tengah dan tempat lain, dengan para pemimpin Palestina menggambarkannya sebagai tikaman dari belakang oleh sebuah negara Arab. (Press TV)

 

TERKINI
Kerusakan Saraf di Punggung, Britney Spears Harus Terapi Akupunktur Setiap Hari Kolabs di Lagu `Florida!!!`, Florence Welch Puji Taylor Swift Membumi di Tengah Ketenarannya Begini Reaksi Charlie Puth Disebut Taylor Swift di Album The Tortured Poets Department Megan Fox dan Machine Gun Kelly Kembali Mesra setelah Putus Tunangan