Deklarasi KAMI, Edy Mulyadi: Rezim Penguasa Mulai Panik dan Intimidatif

Senin, 17/08/2020 09:18 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang akan dilakukan pada 18 Agustus 2020 di Tugu Proklamasi, Jakarta disebut telah membuat rezim panik.

Salah satu deklarator KAMI yang juga Ketua Umum Front Anti Komunis Indonesia (FAKI), Edy Mulyadi dalam akun media sosial mengatakan, rezim penguasa panik dan mulai mengintimidasi para inisiator agar tidak hadir pada acara tersebut.

"Fakta terjadinya intimidasi ini menunjukkan rezim sekarang merasa terancam. Mereka ketakutan dan itu ditunjukkan dengan kemarahan," ujar Edy Mulyadi.

Ia juga menyebut penguasa melakukan segala upaya untuk menghentikan laju KAMI, sekaligus memberangus perlawanan rakyat yang sudah kian geram.

"Seperti Din Syamsuddin sampaikan, semakin ditekan KAMI akan makin mengeras. Perlawanan akan makin kuat dan bergelora," imbuhnya.

Ia pun menegaskan, Insyaalloh KAMI deklarasi di tugu proklamasi pada Selasa, 18 Agustus 2020 akan dihadiri ribuan orang yang punya keprihatinan, kekecewaan bahkan kemarahan yang sama terhadap tata kelola republik yang hancur lebur dan ambyar ini.

Dalam barisan deklarator KAMI itu, diantaranya ada tokoh seperti Rachmat Wahab dari Komite Khittah NU, Ekonom Kawakan Rizal Ramli, Mantan KSAD Gatot Nurmantyo, juga Rahmawati Soekarnoputri.

Tokoh lain di belakang layar juga ada aktivis seperti Syahganda Naiggolan, Adhie M Massardi, Ahmad Yani dan sejumlah nama-nama lain.

"Jadi ternyata, kehadiran KAMI ini membuat istana panik atau parno bahasa anak sekarang," ujar Edy.

Bagi Edy, hal ini tidak mengejutan memang, apalagi salah satu tokoh KAMI, Din Syamsuddin mengatakan bahwa sudah mulai ada ancaman terhadap para inisiator KAMI.

"Orang-orang mereka didatangin, pondok pesantren dan kiai mereka didatangin, dihimbau tak usah datang pada deklarasi 18 Agustus," jelas Edy.

Sebagai orang yang santun, Din Syamsuddin memang tak menyebut siapa pelaku intimidasi, namun Edy menegaskan bahwa pelakunya pasti dari Rezim Penguasa.

"Kita paham lah, pasti penguasa. Ini pasti rezim, sebab hanya rezim yang bisa melakukan ini. Intimidasi orang, melarang orang datang," ucapnya.

"Kalau kita bicara teori kepolisian, segala sesuatu itu ada motif. Motif ini biasa terkait kepentingan, agar kepentingan tak tercapai dan tak terhalangi. Siapa yang merasa terancam dengan KAMI, ya rezim penguasa," ungkap Edy Mulyadi.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya