Selasa, 11/08/2020 08:20 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Duta Besar Prancis untuk Lebanon, Bruno Foucher, mengumumkan bahwa negaranya akan berpartisipasi dalam penyelidikan berkelanjutan atas ledakan pelabuhan Beirut yang terjadi Selasa lalu.
"Prancis telah berpartisipasi dalam penyelidikan yang sedang berlangsung sejak 4 Agustus," tulis Foucher lewat akun twitternya dilansir Middleeast, Selasa (11/08).
Dia menambahkan bahwa negaranya telah menyediakan 46 petugas polisi untuk mendukung penyelidikan yudisial yang dibuka oleh Jaksa Agung untuk menjamin integritas dan kecepatan penyelidikan.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi Lebanon pada hari Kamis, di mana dia bertemu dengan para pemimpin politik, memeriksa kerusakan di Beirut dan berjanji untuk membantu Lebanon.
Hizbullah Desak Penyelidik Tragedi Ledakan Beirut Diganti
Hizbullah Klaim Tembak Jatuh Drone Israel di Lebanon
Aljazair Kutuk Keputusan Prancis Kurangi Jatah Visa
Selama beberapa hari terakhir, seruan meningkat dari politisi Lebanon dan pemimpin partai untuk melakukan penyelidikan internasional independen terhadap ledakan tersebut.
Lebih dari 200 orang tewas, 6.000 terluka dan sekitar 300.000 kehilangan tempat tinggal setelah ledakan besar di pelabuhan Beirut mengoyak ibukota Selasa lalu.
Ledakan itu menghancurkan bagian kota dan mengintensifkan tekanan ekonomi dan politik yang melanda Lebanon selama berbulan-bulan.
Pihak berwenang mengatakan ledakan itu berasal dari kiriman 2.750 ton amonium nitrat yang sangat eksplosif yang telah ada di pelabuhan sejak 2014.