Rabu, 24/06/2020 14:37 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Wakil Perdana Menteri Suriah dan Menteri Luar Negeri, Walid Muallem, mengatakan bahwa meski Amerika Serikat berusaha untuk mempengaruhi situasi politik internal di Suriah dengan sanksi-sanksinya menjelang pemilihan mendatang, Bashar Assad akan tetap memimpin.
"Rakyat Suriah tidak menerima campur tangan ini dalam urusan internal mereka, jadi kami katakan kepada Washington: Presiden Bashar Assad akan tetap berkuasa selama rakyat Suriah menginginkannya," kata Muallem seperti dikutip Tass, Rabu (24/06).
Menurut Muallem, Washington berupaya untuk memaksakan pada Suriah sebuah Konstitusi yang sesuai dengan pandangan Amerika dan Israel.
"Tetapi orang-orang kami hanya akan menerima Konstitusi yang sesuai dengan aspirasi nasional mereka," katanya.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
"Baik Perwakilan Khusus AS untuk Suriah James Jeffrey, maupun orang lain tidak akan menentukan masa depan Suriah, pilihan ini adalah milik Suriah sendiri."
Pada 19 Juli, pemilihan Dewan Rakyat (parlemen) Suriah akan berlangsung. Pemungutan suara ditunda dua kali karena pandemi coronavirus.
Pemilihan untuk parlemen unikameral berlangsung sesuai dengan Konstitusi, disetujui selama referendum 26 Februari 2012.
Pemilihan presiden baru direncanakan untuk tahun 2021. Pada tahun 2014, Assad memenangkan pemilihan, mengamankan, menurut data resmi, dukungan dari 88,7% pemilih.