Pangkas Impor Gandum, Penyuluh Pertanian Pandegelang Bikin Inovasi Mi Jagung

Jum'at, 05/06/2020 20:15 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Mi menjadi salah satu makanan yang banyak disukai anak-anak dewasa ini. Kini mi sudah hampir menjadi makanan pokok setelah beras. Sayangnya, mi yang banyak beredar di pasaran terbuat dari tepung terigu yang bahan bakunya gandum harus diimpor dari luar negeri.

Yoyoh Rachmatunnisa Koordinator Penyuluh Pertanian Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cipeucang Kabupaten Pandeglang melakukan inovasi dengan membuat mie non gandum. Ia mengembangkan mie berbahan dasar tepung lokal.

"Masyarakat kan banyak yang menggemari mi. Supaya masyarakat bisa menikmati terus tanpa harus mengimpor bahannya. Maka diperlukan bahan yang bisa diproduksi di Indonesia, sekaligus juga mendukung ketahanan pangan dan bisa dijadikan alternatif makanan pokok," ujar Yoyoh menceritakan asal mula inovasinya pada Jumat (5/6).

Awalnya, Yoyoh menggunakan tepung talas beneng yang juga menjadi komoditas unggulan Pandeglang. Kearifan lokal menjadi salah satu alasan Penyuluh yang menjadi penggiat pangan lokal sejak 2016 ini menggunakan tepung ini

"Talas Beneng merupakan bahan lokal yang menjadi ciri khas Kabupaten Pandeglang yang tidak ditemui di daerah lain," ujarnya.

Yoyoh kemudian mulai mencoba mengembangkan mi dengan bahan dasar tepung jagung. Selain sebagai bentuk kearifan lokal, mi jagung ini tidak mengandung pengawet dan tanpa pewarna buatan, karena warna kuning yang menjadi ciri khas mi sudah didapat dari jagung.

Untuk mengolahnya menjadi aneka makanan dan mi, Yoyoh menggerakan Kelompok Wanita Tani (KWT) jsetempat, sambil terus mengedukasi bahwa dengan tepung lokalpun bisa dihasilkan makanan yang enak dan memenuhi syarat gizi.

Walaupun pada beberapa jenis makanan tepung jagung sifatnya hanya mensubstitusi tapi jika dihitung secara ekonomi pengaruhnya sangat besar.

Kita menghitung keuntungan ekonomi, jika 30% saja bahan lokal ini mensubstitusi terigu dan produksi sudah skala besar, angkanya sangat signifikan, dan akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani khususnya petani jagung,"  urainya.

Walau belum genap setahun dikembangkan, kini mie jagung yang diproduksi di Kampung Salawi Desa Palanyar Kecamatan Cipeucang ini sudah melenggang di pasar dengan nama Rhino Mie dan di launching Bupati Pandegelang Irma Narulita sebagai produk lokal unggulan Kabupaten Pandeglang. Mi kering inipun sudah mengantongi sertifikat halal MUI dan PIRT.

Yoyoh berharap dengan dukungan pemerintah nprovinsi dan kabupaten, akan mendorong semakin berkembangnya olahan pangan maupun inovasi teknologi pangan lokal. "Kabupaten Pandeglang dapat menjadi daerah yang memberikan kontribusi terhadap kedaulatan pangan nasional," ujarnya.

Seperti diketahui, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi terus mengajak masyarakat agar mulai mengganti hidangan meja makan dengan pangan lokal. "Konsumsi pangan lokal, akan lebih sehat dan di saat yang sama bisa meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo juga tak hentinya mengajak para penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian untuk terus aktif membina petani menggiatkan pangan lokal.

"Bukan hanya sehat dan bergizi pangan lokal juga penting dalam memperbaiki kualitas konsumsi masyarakat. Peran penyuluh dan petani yang sangat besar dalam mewujudkan pola pangan impian tersebut," katanya.

TERKINI
Orang Paling Berkuasa di Inggris Raya, Raja Charles Cuma Punya Harta Rp12,2 Triliun! Inilah Tampilan Pertama Gambar Superman Karya James Gunn Feyenoord Siapkan Pesta Perpisahan untuk Arne Slot Ben Affleck dan Jennifer Lopez Mencari Rumah di Tempat Berbeda