China Desak Prancis Tak Jual Senjata ke Taiwan

Kamis, 14/05/2020 06:32 WIB

Washington, Jurnas.com - Pemerintah China memperingatkan Prancis untuk tidak menjual senjata ke pulau Taiwan, jika tidak ingin hubungan bilateral antara Tiongkok dan Paris rusak.

Tiongkok mengklaim kedaulatan penuh atas pulau itu dan hampir semua negara di dunia mematuhi kebijakan "Satu Cina" dan mengakui kedaulatan China atas Taiwan.

Taiwan sebagian besar dilengkapi dengan senjata buatan Amerika, tetapi mereka membeli enam fregat fregat dari Perancis pada tahun 1991, yang memicu kemarahan China. Pada 1992, Prancis juga menjual jet tempur 60 Mirage Taiwan.

Bulan lalu, Taiwan mengatakan berencana untuk membeli peralatan dari Perancis untuk meningkatkan sistem gangguan rudal kapal.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menyatakan, oposisi kuat berencana menjual senjata ke pulau itu. "Kami telah menyatakan keprihatinan serius kami kepada Prancis," katanya pada konferensi pers harian di Beijing, Rabu (13/5).

Ia menambahkan bahwa China mendesak Prancis untuk mematuhi prinsip Satu Cina dan menarik rencana menjual senjata ke Taiwan untuk menghindari merugikan hubungan Tiongkok-Perancis.

Menanggapi peringatan dari Negeri Tirai Bambu, Prancis menegaskan kembali kepatuhannya pada kebijakan "China/" style="text-decoration:none;color:red;">Satu China" yang disepakati dengan Beijing pada tahun 1994.

"Dalam konteks ini Prancis menghormati komitmen kontraktual yang dibuatnya dengan Taiwan dan tidak mengubah posisinya sejak 1994," kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.

"Menghadapi krisis COVID-19, semua perhatian dan upaya kami harus difokuskan pada upaya memerangi pandemi," tambahnya.

Hubungan antara Beijing dan Taipei merenggang sejak Presiden Tsai Ing-wen berkuasa di pulau itu pada 2016. Ia memiliki kecenderungan anti Cina yang kuat dan menolak kedaulatan Tiongkok.

Amerika Serikat (AS) yang sudah lama mendekati Taipei melawan Beijing meminta diizinkan bergabung dengan Majelis Kesehatan Dunia (WHA) bulan ini sebagai negara pengamat. Namun, China menyebut langkah itu sebagai aksi politik untuk mempromosikan upaya kemerdekaan Taiwan.

Dinukil dari Press TV, China sendiri mengejar penyatuan kembali dengan Taiwan sejak pulau itu memisahkan diri dari daratan selama perang saudara tahun 1949.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati