Senin, 05/09/2016 06:13 WIB
Jakarta - Dewan Energi Nasional (DEN) menyebut jika banyak faktor yang sebabkan harga gas di Indonesia sangat tinggi. Salah satunya, banyaknya pihak yang terlibat dalam rangkaian rantai distribusi. Gas dari produsen harus melewati 5 lapis `pemain` hingga perpanjang rantai distribusi. Ujungnya, harga gas melambung tinggi.
"Kita bayangkan dari gas keluar sekitar US$ 4-5 per MMbtu, sampai ke industrinya itu sudah sampai US$ 9-10 MMbtu. Karena terlalu banyak pemain. Itu ada transporter, ada distributor, itu rantainya panjang sekali. Lapisan itu bisa 4 sampai 5," kata anggota DEN Syamsir Abduh di Jakarta, Minggu (4/9/2016).
Banyaknya pemain yang terlibat dalam rantai distribusi gas di Indonesia ini, menurutnya tak lepas dari terlalu bebasnya regulasi perdagangan gas di Indonesia sejak tahun 2001.
"Nah itu dulu sebelum ada UU No. 22 Tahun 2001, itu Pertamina jalankan langsung ke industrinya. Ketika diubah undang-undangnya kan monopoli alamiah dikompetisikan. Jadi terlalu liberal (terlalu bebas)," tutur dia.
Anggota DPR Minta KKP Ciptakan Teknologi Budidaya Ikan
Bawang Merah, Komoditas Penyumbang Tertinggi Bulan April
DPR Minta Pemerintah Tak Terburu buru Ekspor Listrik ke Singapura
Di saat seperti ini, menurutnya, campur tangan pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah harus bisa bertindak sebagai pengendali pasar di industri gas karena sektor ini merupakan sektor inti. Yang menurut amanah undang-undang memang harus dikendalikan pemerintah.
"Nah itu maksud saya bagaimana leadership-nya (kepemimpinannya) di situ, yang powerful (yang punya hak mengendalikan) di situ. Harus tetap dikendalikan. Ada market operator. Kalau orang keluar jalur (melanggar aturan) samperin (datangi)," tegas dia.
Keyword : Dewan Energi Nasional Harga Gas Rantai Distribusi