Senin, 04/05/2020 07:23 WIB
Washington, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan, ada "bukti besar" bahwa pandemi virus corona baru (COVID-19) berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, Cina.
"Ada bukti yang sangat besar bahwa ini adalah awal mulanya," kata Pompeo kepada ABC pada Minggu (3/5), tanpa ingin menyatakan secara tegas bahwa virus tersebut sengat dilepaskan.
Presiden AS, Donald Trump memang getol mengkritisi peran China dalam pandemi COVID-19, yang sudah menginfeksi hampir 3,5 juta orang dan menewaskan lebih dari 240.000 di seluruh dunia.
Ia bersikeras bahwa Negeri Tirai Bambu itu secara rahasia menyembunyikan informasi penting tentang COVID-19 dan menuntut agar Beijing bertanggung jawab.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Disebutkan, Trump sedang menugaskan mata-mata untuk mencari tahu lebih lanjut asal-usul virus, yang pada awalnya disebut muncul di pasar Wuhan yang menjual hewan-hewan eksotis, tetapi sekarang diperkirakan berasal dari laboratorium penelitian virus di dekatnya.
Mantan Direktur Central Intelligence Agency (CIA) mengatakan sangat setuju dengan pernyataan komunitas intelijen AS bahwa COVID-19 bukan buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik.
"Saya pikir seluruh dunia dapat melihat sekarang, ingat, China memiliki sejarah menginfeksi dunia dan menjalankan laboratorium di bawah standar," kata Pompeo.
Ia menambahkan bahwa AS dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencoba untuk mendapatkan akses ke lab di Wuhan di mana coronavirus mungkin berasal tetapi mereka tidak dapat mengakses.
"Kami berusaha mendapatkan tim di sana. WHO berusaha mendapatkan tim di sana. Dan mereka gagal. Tidak ada yang diizinkan pergi ke lab ini atau di laboratorium lain mana pun," katanya.
Ia mengatakan upaya awal Tiongkok untuk mengecilkan virus corona sama dengan upaya disinformasi Komunis klasik. Hal itu menciptakan risiko yang sangat besar. "Presiden Trump sangat jelas: kami akan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab," katanya.