Rabu, 05/02/2020 15:34 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi di Tanah Air selama 2019 mengalami anomali, alias kelainan. Hanya saja, anomali tersebut bergerak ke arah positif.
Di tengah kondisi ekonomi global yang sedang lesu, kata Sri Mulyani. Indonesia justru mampu mempertahankan pertumbuhan di kisaran 5 persen. Badan Pusat Stastistik (BPS) mencatat ekonomi dalam negeri tumbuh 5,02 persen pada sepanjang 2019 kemarin.
Realisasi pertumbuhan itu melambat dibandingkan 2018 yang masih bisa 5,17 persen.
"Cerita atau kisah dari Indonesia ini adalah anomali dari gambaran global. Karena, pertumbuhan ekonomi kita mencatatkan angka 5 persen. Ini historis bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri," katanya, Rabu (5/02/2020).
Anggota DPR: Rencana Kenaikkan PPN 12 Persen Harus Pertimbangkan Ekonomi Global
Akhir Maret 2024, Penerimaan Pajak Capai Rp393 Triliun
Kuartal I 2024, Pendapatan Negara Capai Rp620,01 Triliun
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang sektor konsumsi dalam negeri. Karenanya, menurut dia, pemerintah akan mempertahankan dan melanjutkan kebijakan yang mendorong konsumsi sebagai penopang pertumbuhan ekonomi.
"Kebijakan yang perlu dipertahankan adalah untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang mendukung pada penciptaan lapangan kerja dan menuntaskan kemiskinan,"imbuhnya.
Sementara itu, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi global cenderung lesu sepanjang 2019. Salah satu pemicunya adalah perang dagang.
Keyword : Pertumbuhan Ekonomi Sri Mulyani Global