Selasa, 04/02/2020 19:30 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo dengan percaya diri mengatakan akan melakukan ekspor beras pertengahan tahun ini.
Hal itu disampaikan di sela Peluncuran Satu Data Luas Baku Sawah dan Soft Lauching Agricultura War Room (AWR) di Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Selasa (4/2).
"Ekspor beras kita lagi persiapkan. Kita panen raya antara Maret hingga April dan kemungkinan kita di atas 5-7 juta ton. Kalau begitu, kebutuhan kita yang 2,4 juta dalam satu bulan berarti masih surplus," ujar Syahrul.
"Perintah Bapak Presiden (Joko Widodo) masih bisa dilaksanakan karena ekspor ini perintah beliau," sambungnya.
SYL Pakai Uang Kementan Rp 360 Juta Beli Sapi Kurban
Jokowi Pastikan Pilkada Serentak 2024 Digelar Sesuai Jadwal
Jokowi Ingatkan Jangan Sampai Alkes Tidak Berguna Karena Ketiadaan Dokter
Kementan bekerja sama Kementerian ATR/BPN, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Informasi dan Geospasial (BIG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) merilis satu data pertanian.
Pemerintah sepakat, data lahan baku sawah per Desember 2019 menjadi 7,46 juta hektare. Luas tersebut disesuaikan dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA) dari yang sebelumnya hanya 7,1 juta hektare pada 2018.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu berharap, dengan satu data tersebut pihaknya dapat membangun perencanaan termasuk untuk ekspor beras.
Menurut Kepala BPS, Suhariyanto, total produksi padi di Indonesia pada 2019 sebanyak 54.60 juta gabah kering giling (GKG) atau turun 4,60 juta ton (7,76%) dibandingkan 2018.
Pada 2019, produksi padi tertinggi terjadi pada Maret tahun lalu sebesar 9,17 juta ton, dan terendah pada Desember 1,70 juta ton. Penurunan tersenur dikarenakan faktor cuaca yang ekstrem.