China Kembali Desak AS Bebaskan Kepala Huawei

Senin, 20/01/2020 22:03 WIB

Beijing, Jurnas.com - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang kembali mendesak Kanada membebaskan kepala eksekutif Huawei Technologies, Meng Wanzhou segera mungkin.

Geng mengatakan, Kanada harus memperbaiki kesalahnnya. Pasalnya, kasus ekstradisi Meng sebagai insiden politik yang serius. "AS dan Kanada menyalahgunakan perjanjian ekstradisi bilateral mereka," kata Geng.

Meng, yang merupakan kepala keuangan raksasa telekomunikasi China ditangkap atas nama AS di Vancouver pada Desember 2018. Ia dicari di AS atas tuduhan penipuan bank, pencurian rahasia dagang dan penggelapan sanksi. Meng telah membantah kesalahan.

Pengacara Meng mengatakan, para pejabat di AS dan Kanada mengatur penyelidikan kriminal rahasia untuk secara ilegal menahan, mencari dan menginterogasi Meng, menurut dokumen pengadilan.

Untuk mengamankan kebebasannya, Meng perlu meyakinkan hakim Kanada bahwa tuduhan AS tidak akan berlaku di Kanada dan bermotivasi politik.

Menurut para ahli hukum, permintaan ekstradisi dapat ditolak jika dianggap bermotivasi politik atau jika seseorang yang diekstradisi dapat menghadapi hukuman mati.

Meng, putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei, ditangkap di tengah perang dagang sengit antara Washington dan Beijing. Ia keluar dengan jaminan, tinggal di rumahnya di Vancouver selama setahun terakhir.

Dalam 13 bulan sejak penahanannya, hubungan Beijing dan Ottawa memburuk.

China sejauh ini sudah menahan dua orang Kanada atas tuduhan keamanan nasional, menjatuhkan hukuman mati ketiga dan memberlakukan pembatasan impor pertanian.

Sebagai balasan, Kanada juga mempertimbangkan apakah akan mengizinkan Huawei untuk berpartisipasi dalam pengembangan jaringan 5G generasi berikutnya.

TERKINI
Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya Salma Hayek Manggung Bareng Madonna di Celebration World Tour Meksiko DPR Desak Pemerintah Tutup Perusahaan Baja Ilegal China