Penguatan Rupiah Belum Berdampak bagi APBN

Rabu, 15/01/2020 02:05 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai belum beri dampak untuk penerimaan APBN, terutama dari sisi minyak dan gas (migas).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan, penguatan rupiah baru terjadi dalam beberapa waktu terakhir, sehingga perkembangan dan pengaruhnya akan dilihat dalam setahun, tidak bisa hanya dilihat per hari.

“Ya kita masih akan lihat satu tahun ini perkembangannya dan pengaruhnya kepada APBN kan tidak dilihat per hari,” kata Sri Mulyani, Selasa (14/1/2020).

Sri Mulyani mengatakan pihaknya masih akan menghitung berdasarkan perkembangan dari perekonomian baik dari sisi dalam negeri maupun kondisi global untuk melihat dampak penguatan rupiah bagi ekonomi Tanah Air.

Sri Mulyani menuturkan, faktor peningkatan penerimaan negara tidak hanya dari rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar saja, melainkan juga dari eksternal yaitu kelanjutan kesepakatan dagang antara AS dengan Cina.

“Biasa dinamika nilai tukar jadi kita akan terus menghitung berdasarkan perkembangan dari ekonomi dalam negeri dan global,” ujar Sri Mulyani.

Selain itu, ia menyebutkan pemerintah juga masih terus menunggu terkait pemangkasan suku bunga global agar aliran modal asing atau capital inflow dapat masuk lebih banyak ke Indonesia.

“Kemudian suku bunga yang rendah secara global itu menyebabkan capital inflow,” katanya.

Tak hanya itu, ia menuturkan pemerintah juga mewaspadai defisit transaksi berjalan (CAD) yang masih melebar, sebab dengan adanya penguatan rupiah maka nilai ekspor akan lebih rendah daripada impor.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya