Jum'at, 10/01/2020 20:29 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, konflik Amerika Serikat (AS) dengan Iran belum berdampak signifikan terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia
Kondisi tersebut terlihat dari menguatnya nilai tukar rupiah yang saat ini berada di kisaran Rp13.750 akibat mekanisme pasar yang berjalan baik dan juga terus masuknya aliran modal asing ke investasi portofolio.
"Premi risiko dalam bentuk credit default swap juga terus turun yang sekarang berada di angka 61,3 basis poin," jelas Perry di Jakarta, Jumat (10/1).
Perry mengatakan, konflik tersebut kemungkinan akan berdampak dalam jangka pendek sebagaimana dengan risiko geopolitik lainnya seperti Brexit, namun tidak berpengaruh banyak terhadap perekonomian secara fundamental.
Konflik Iran-Israel Diyakini Tak Berdampak Signifikan terhadap Ekonomi Indonesia
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Perry mengatakan, Bank Indonesia akan terus memantau berbagai perkembangan global termasuk juga adanya perkembangan positif terkait ketegangan dagang antara AS dan China.
"Dalam waktu dekat akan ada penandatanganan kesepakatan kedua negara yang juga akan memberikan persepsi positif bahwa ekonomi dunia tahun ini diperkirakan menguat dari 2,9 persen menjadi 3-3,1 persen," kata Perry.
Ia mengatakan kesepakatan perdagangan kedua negara akan memberikan perluang baik bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta memberikan persepsi positif bagi aliran modal asing masuk.(Anadolu)