Selasa, 07/01/2020 05:52 WIB
Bangkok, Jurnas.com - Pemerintah China akan menulis ulang Alkitab dan Alquran agar mencerminkan nilai-nilai sosialis di tengah tindakan keras terhadap kelompok-kelompok agama di negara itu.
Pejabat tinggi partai itu mengatakan, edisi baru tersebut tidak boleh mengandung konten apa pun yang bertentangan dengan kepercayaan Partai Komunis. Paragraf yang dianggap bersebrangan akan diubah atau diterjemahkan kembali.
Meskipun Alkitab dan Alquran tidak disebutkan secara khusus, partai itu menyerukan evaluasi komprehensif klasik agama yang tidak sesuai dengan kemajuan zaman.
Perintah itu disampaikan pada November 2019 selama pertemuan yang diadakan oleh Komite Urusan Etnis dan Agama Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, yang mengawasi masalah etnis dan agama di Tiongkok.
China Puncaki Daftar Pemberi Vaksin Covid Terbanyak di Dunia
Trump "Ancam" China soal Virus Corona
Korea Selatan Laporkan lebih dari 500 Kasus Virus Corona
Sekelompok 16 pakar, orang percaya dan perwakilan agama yang berbeda dari Komite Sentral Partai Komunis China menghadiri konferensi bulan lalu, menurut Kantor Berita Xinhua.
Pertemuan tersebut diawasi oleh Wang Yang, Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China.
Surat kabar Prancis Le Figaro melaporkan, Wang menekankan bahwa otoritas agama harus mengikuti instruksi Presiden Xi dan menafsirkan ideologi agama yang berbeda sesuai dengan nilai-nilai inti Sosialisme dan persyaratan era.