Minggu, 15/12/2019 18:50 WIB
Teheran, Jurnas.com - Iran menyuarakan keprihatinan dan menyesalkan langkah terbaru Amerika Serikat (AS) untuk menguji coba rudal balistik jarak menengah, beberapa bulan setelah Washington menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (INF) dengan Rusia.
"Kami mengumumkan bahwa penarikan sepihak AS dari Perjanjian INF dengan Rusia dan melakukan beberapa uji coba rudal akan menyebabkan ketidakstabilan di dunia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi pada konferensi pers di kota Iran, Sabtu (14/12).
Karena itu, ia mengajak AS untuk mematuhi peraturan internasional. "Tidak dapat diterima bagi bahwa kami harus menyaksikan ketegangan yang meningkat dan perlombaan rudal dan senjata di dunia setiap hari," kata Mousavi.
Dalam sebuah pernyataannya pada Kamis (12/12), Departemen Pertahanan AS mengatakan telah menguji coba rudal balistik jarak menengah, tes kedua dalam empat bulan dari rudal ofensif, yang dilarang di bawah INF.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Pentagon menambahkan bahwa tes itu dilakukan pada hari sebelumnya dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg dekat Los Angeles, California, dan rudal itu terbang sejauh 500 mil (500 km).
Uji coba itu adalah yang kedua dari peluncuran rudal berkemampuan nuklir sejak Washington meninggalkan perjanjian INF. Pada bulan Agustus, Pentagon menguji coba rudal jelajah darat.
Washington secara resmi menarik diri dari pakta INF 1987 dengan Rusia pada Agustus setelah mengklaim bahwa Moskow melanggar perjanjian itu, tuduhan yang dibantah Rusia.
Perjanjian itu, dinegosiasikan Presiden AS saat itu, Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev, melarang rudal darat dengan jangkauan antara 310 dan 3.400 mil (500 hingga 5.500 km).
Dua kekuatan utama dunia dan mitra strategis, Rusia dan China mengatakan, peluncuran uji coba terbaru AS dari rudal balistik berkemampuan nuklir dengan jelas menunjukkan "niat jahat" Washington untuk runtuhnya perjanjian pengawasan senjata INF dengan Moskow.