Senin, 09/12/2019 16:15 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Gejala stroke selalu muncul mendadak, hanya progresivitasnya bisa bertahap atau langsung parah. Gejala yang muncul berhubungan dengan fungsi bagian otak yang terkena, namun yang paling sering ditemukan adalah kelumpuhan ekstremitas satu sisi, kesemutan, wajah mencong dan pelo.
dr Eka Harmeiwaty, SpS, dokter spesialis saraf (Neurologist) mengatakan, gejala stroke bisa pula berupa gangguan bahasa, gangguan memori, gangguan penglihatan, gangguan menelan, suara sengau, gangguan koordinasi dan gangguan keseimbangan.
"Perubahan perilaku juga bisa terjadi karena stroke dan acapkali diangap sebagai gangguan jiwa," tegas Eka, Senin (9/12/2019).
Menurut Eka, dari gejala tersebut, sepertiga pasien stroke mengalami pemulihan, sepertiganya mengalami kecatatan seumur hidup dan sepertiga lainnya meninggal.
Ketua DPR Soroti Pentingnya Ekosistem Pendidikan Demi Terciptanya SDM Unggul
April 2024, Inflasi Turun jadi 0,25 Persen
Kemdikbudristek: Seleksi KIP Kuliah Tanggung Jawab Kampus
Untuk diketahui, Indonesia menempati peringkat ke-4 negara dengan jumlah populasi terbanyak di dunia (267.670.543 orang). Hasil Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukan prevalensi stroke berdasarkan diagnosis pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,85%3.
Menurut data Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) pada tahun 2016, stroke menempati peringkat ke-2 sebagai penyakit tidak menular penyebab kematian dan peringkat ke-3 penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.