Rusia Sebut Tim Investigasi Senjata Kimia Bias

Jum'at, 29/11/2019 11:30 WIB

Moskow, Jurnas.com - Rusia mengatakan, pembentukan tim investigasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) hanya akan sesuai dengan tujuan sponsor. Ia pun mendesak negara-negara anggota pengawas untuk memilih menentang pendanaan tim bias tersebut.

Tahun lalu, negara-negara anggota OPCW memilih untuk membentuk Tim Investigasi dan Identifikasi (IIT), yang tugasnya konon akan mengidentifikasi penyebab di balik serangan racun di Suriah, terutama yang terjadi di kota Douma dekat ibukota Suriah Damaskus pada April 2018.

Washington dan sekutunya menyalahkan Damaskus atas serangan Douma, sebuah tuduhan yang ditolak oleh pemerintah Suriah.

Rusia mendesak negara-negara anggota OPCW dalam pertemuan di Den Haag untuk tidak memilih pembentukan ITT. Moskow akan memblokir anggaran pengawas tahun depan termasuk uang jika terbentuk tim investigasi.

"Jika pembiayaan untuk IIT keluar dari kontribusi sukarela (anggaran tahunan dibayar oleh negara-negara anggota) maka ini akan berarti satu hal saja," kata Duta Besar Rusia Alexander Shulgin mengatakan pada pertemuan tersebut.

“Ini berarti bahwa para pendukung (dari IIT) akan merekrut apa yang disebut penyelidik yang melihat kejahatan kimia; mereka akan disewa untuk menyusun kesimpulan yang sesuai dengan tujuan para sponsor," katanya.

"Ini membingungkan. Konfirmasi dapat ditemukan dalam apa yang terjadi di sekitar Douma," sambungnya.

Pada Maret, OPCW mengatakan dalam sebuah laporan bahwa klorin kemungkinan digunakan dalam dugaan serangan gas di Douma. Namun, ia menekankan, belum menemukan bukti adanya agen saraf di lokasi tersebut.

Laporan tersebut didasarkan pada kunjungan inspektur OPCW ke lokasi serangan.

Penggunaan klorin oleh teroris yang didukung asing adalah fakta yang sudah lama diketahui, sementara agen saraf biasanya dikaitkan dengan pemerintah Suriah yang menyerahkan seluruh persediaan kimianya pada tahun 2013.

Damaskus mengatakan militan yang didukung asing dan White Helmets dukungan Barat melancarkan serangan kimia dalam upaya untuk menjebak pemerintah Suriah.

Satu minggu setelah serangan gas yang diduga, AS, Inggris dan Prancis meluncurkan serangan rudal terkoordinasi terhadap situs dan fasilitas penelitian di dekat Damaskus dan Homs.

Damaskus dan sekutunya melihat serangan itu sebagai upaya untuk menopang teroris, menyalahkan para penjajah karena mengabaikan permintaan berulang-ulang Suriah untuk penyelidikan internasional atas insiden itu.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati