Minggu, 24/11/2019 17:16 WIB
San`a, Jurnas.com - Duta Besar Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bashar al-Ja`afari mengatakan Amerika Serikat (AS) sudah menduduki ladang minyak negara itu dan menjarah sumber dayanya karena PBB tetap diam atas tindakan pencurian Washington.
"AS menduduki sumur minyak Suriah dan merampok pendapatan Suriah dalam bayang-bayang keheningan Dewan Keamanan PBB," katanya dalam pertemuan badan beranggotakan 15 negara di New York, Sabtu (23/11) waktu setempat.
Ja`afari mengatakan, teroris dukungan AS sudah menyasar Suriah dalam upaya mengubah peta geopolitik kawasan itu. "Perang Suriah akan berakhir ketika dukungan asing untuk terorisme berakhir," tambahnya.
Bukan hanya Gedung Putih, Ia juga menuduh Turki menduduki wilayah Suriah, membunuh warga, menggusur puluhan ribu orang dan mengerahkan teroris ke negara Arab tersebut.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Bulan lalu, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan, pasukannya akan tetap di Suriah untuk "mengamankan" cadangan minyak dan bahkan melakukan "perlawanan" terhadap pasukan yang mencoba mengambilnya.
Ia juga menyatakan minatnya untuk membuat kesepakatan dengan ExxonMobil atau perusahaan energi lain untuk memanfaatkan cadangan minyak Suriah.
Kepala Pentagon, Mark Esper mangatakan, pasukan AS yang dikerahkan di sekitar ladang minyak Suriah akan menggunakan kekuatan militer terhadap pihak manapun yang berusaha mengganggu ladang minyak tersebut.