Jum'at, 22/11/2019 19:22 WIB
Moskow, Jurnas.com - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan, sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran pemicu aksi protes di Iran.
"Semua ini diprovokasi oleh tekanan sanksi yang ilegal dan masif yang dilakukan AS terhadap negara ini," ujar Zakharova saat konferensi pers di Moskow, Kamis (21/11) waktu setempat.
"Karena keputusan Washington, hak dan kepentingan sah penduduk Iran untuk mendapatkan makanan dan obat-obatan dilanggar," sambungnya.
Gelombang protes meletus di Iran sejak pekan lalu, setelah pemerintah memberlakukan penjatahan bensin dan menaikkan harga bahan bakar hingga setidaknya 50 persen.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Sedikitnya 100 bank dan puluhan toko dibakar selama aksi protes. Sementara itu, menurut kantor berita Mehr, hingga saat ini, lebih dari 1.000 demonstran ditahan.
Zakharova menekankan bahwa ancaman sanksi AS terhadap Mesir terkait jual beli senjata Rusia adalah "tindakan agresif" sekaligus "perdagangan yang timpang".
Jubir itu menegaskan bahwa cara terbaik untuk bersaing di pasar senjata adalah dengan membuktikan keunggulan produk, bukan memeras atau mengancam.
Karena upayanya gagal untuk membeli jet tempur F-35 dari AS, Kairo kemudian menyepakati jual beli jet tempur dari Moskow. (Anadolu)