Selasa, 05/11/2019 19:06 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mendorong riset dan inovasi di sektor pertanian, yang disesuaikan dengan ragam masing-masing wilayah.
Dia menyebut ada perbedaan geografis maupun iklim antar wilayah, yang membuat pengembangan benih tertentu menghasilkan hasil yang berbeda.
"Indonesia dengan diversifikasi iklimnya mengakibatkan pengembangan benih di suatu tempat, berbeda dengan tempat lain," kata Bambang di Jakarta pada Selasa (5/11).
Adapun untuk meningkatkan produktivitas ekonomi melalui pertanian, Bambang mengatakan perlu adanya kemitraan strategis antara petani sebagai pengusaha skala kecil, dengan pengusaha makro.
Wujudkan Swasembada, Kementan Gelar ToT Antisipasi Darurat Pangan Nasional
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru
Saksi Ungkap Acara Ulang Tahun Cucu SYL Dirembes ke Kementan
"Petani juga harus diposisikan sebagai pengusaha di bidang pertanian juga, meskipun mereka juga skalanya masih mikro," ujar dia.
Dia juga mendorong swasta berkontribusi dalam riset dan pengembangan (research and development/RnD) di bidang pertanian, untuk mewujudkan model triple helix antara peneliti, pengusaha, dan pemerintah.
Sebab di sisi lain, pemerintah juga sedang merancang keringanan pajak (tax deduction) sebagai imbalannya, yang saat ini sedang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
"Tinggal kita ingin mempertemukan dunia usaha tersebut dengan komunitas peneliti, sehingga apa yang dikembangan peneliti ini bisa langsung nyambung dengan kebutuhan market," tandas dia.