AHY Jadi Menteri? Pakar: Ada Untung Tapi Banyak Ruginya

Sabtu, 19/10/2019 16:30 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Pakar politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pasti mempertimbangkan dengan sangat matang untuk mendorong atau tidak Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk dalam Kabinet Kerja jilid II Jokowi-KH Maruf Amin.

"Ada untung dan banyak juga sisi ruginya jika AHY jadi menteri. Pak SBY pasti berpikir matang soal ini," ujar Karyono usai seri diskusi Sosbudpolhukam bertema Optimiskah Prosesi Pelantikan Presiden Aman? di Cikini, Jakarta, Sabtu (19/10/2019).

Diskusi itu menghadirkan pembicara Muradi, Ph.D (Direktur Pusat Studi Politik dan Keamanan UNPAD), Nasir Abbas (Mantan Napi Teroris), Dr. Devie Rahmawati (Pengamat Sosial UI), Dr (Cand). Stanislaus Riyanta (Pengamat Intelijen), dan Yulis susilawaty SH, M.Sc (Peneliti Ketahanan Nasional dari Indonesian Public Institute/IPI).

Karyono menjelaskan, nilai plus jika AHY menjadi menteri adalah soal pengalaman. Sebab selama ini putra SBY itu dianggap masih kurang pengalaman. Dengan menjadi menteri, maka AHY akan dapat panggung politik untuk menempa diri.

Namun dalam strategi lebih jauh, Karyono menilai kurang strategis jika AHY yang disung jadi menteri, karena panggungnya sangat terbatas, dan posisinya pun akan dilematis.

"Selain ruangnya terbatas, juga harus liat menterinya menteri apa. Kalau pun misalnya Menko, ya itu juga kurang strategis kalau mau dikapitalisasi menjadi elektoral 2024. Kan sipatnya hanya koordinatif," jelas Karyono.

Oleh sebab itu, Karyono menilai SBY pasti menyiapkan strategi lain, misalnya dengan mendorong orang lain untuk dititipkan menjadi menteri dalam kabinet kerja II.

"Pak SBY pasti paham betul soal ini. Memang Demokrat masuk kabinet, tapi bukan AHY. Bisa juga misalnya Gita Wirawan, Mariae Elka Pangestu, ataupun sosok baru yang dipromosikan. Intinya adalah lebih baik mendorong orang lain. Bukan AHY," tegasnya.

Karyono mengulas, Demokrat adalah partai yang punya kans untuk maju mengusung kandidat Capres ataupun Cawapres 2024. Keputusan politik yang diambil saat ini pun tentu dengan mempertimbangkan hal tersebut.

"Demokrat punya kans, obsesi, dan punya peluang 2024. Makanya penuh perhitungan gitu loh. Berhitungnya di situ, kecuali ada deal politik dengan kekuatan dominan dalam pemerintahan sekarang. Misalnya kontraknya langsung 2024. Kalau begitu beda lagi," terang Karyono Wibowo.

TERKINI
Kerusakan Saraf di Punggung, Britney Spears Harus Terapi Akupunktur Setiap Hari Kolabs di Lagu `Florida!!!`, Florence Welch Puji Taylor Swift Membumi di Tengah Ketenarannya Begini Reaksi Charlie Puth Disebut Taylor Swift di Album The Tortured Poets Department Megan Fox dan Machine Gun Kelly Kembali Mesra setelah Putus Tunangan