Korea Utara Sambut Keputusan Trump Pecat Bolton

Jum'at, 20/09/2019 23:04 WIB

Pyongyang, Junas.com - Korea Utara menyambut baik keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump memecat Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton.

"(Saya) menyambut keputusan politik bijaksana Trump untuk mendekatkan hubungan DPRK-AS dari sudut pandang yang lebih praktis," kata kepala negosiator Korea Utara dengan AS, Kim Myong-gil, pada Jumat (20/9).

Terkait Bolton, Kim mengatakan, "Seorang biang kerok masalah yang terbiasa menghadapi semuanya dari cara berpikirnya yang ketinggalan zaman telah menghilang dari pemerintahan AS."

Pekan lalu, Trump memberhentikan alias memecat Bolton karena beberapa bersebrangan pandangan. Bolton dikenal karena pendekatan kebijakan luar negerinya yang hawkish, terutama terhadap negara-negara seperti Korea Utara, Suriah, Venezuela, dan Iran.

Bolton menganjurkan model Libya untuk denuklirisasi Korea Utara. Ia menyerukan penghapusan penuh program nuklir negara itu sebagai prasyarat untuk melakukan negosiasi dengan AS.

Trump mengatakan, pendekatan Bolton Libya sudah membuat perundingan AS dengan Korea Utara sangat buruk.  Ia mengatakan, mungkin pendekatan yang baru akan sangat baik.

Dalam sambutan Jumatnya, Kim menyambut komentar Trump dan mengatakan mereka menunjukkan persepsi politik dan disposisi yang khas bagi Presiden Trump.

Namun, ia tak yakin dengan pendekatan baru Trump. Ia hanya percaya membangun kepercayaan satu sama lain akan menjadi yang terbaik untuk memulai negosiasi antar kedua negara.

Korea Utara, yang di bawah sanksi keras Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan AS atas program nuklir dan misilnya, menghentikan uji coba rudal dan nuklirnya secara sepihak tak lama sebelum proses diplomatik dimulai antara Pyongyang dan Seoul pada awal 2018.

Hal itu yang menyukseskan dua pertemuan puncak antara Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un untuk membahas demiliterisasi Semenanjung Korea, yang pertama diadakan di Singapura pada Juni tahun lalu dan yang kedua di Vietnam pada Februari.

Pertemuan pertama tidak terlalu membuahkan hasil, sebagian besar karena desakan Washington pada denuklirisasi sepenuhnya Pyongyang sebelum penghapusan sanksi AS.

Pyongyang sendiri menyerukan pendekatan selangkah demi selangkah yang akan mencakup komitmen AS yang dapat diverifikasi untuk mengakhiri kehadiran militernya yang besar di dekat perairan teritorial Korea Utara.

Meskipun ada perbedaan pendapat, Kim Jong un dan Trump sepakat untuk memulai pembicaraan tingkat kerja selama pertemuan singkat ketiga di perbatasan Korea pada akhir Juni.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya