Kesadaran Masyarakat Membaca Label Gizi Masih Rendah

Jum'at, 06/09/2019 18:45 WIB

Jakarta – Indonesia saat ini masih menghadapi beban ganda (double burden) permasalahan gizi, yaitu gizi kurang yang berkaitan dengan masalah stunting dan gizi berlebih yang sering dikaitkan dengan Penyakit Tidak Menular (PTM).

Pada tahun 2019, berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), terjadi peningkatan prevalensi PTM seperti kanker, stroke, penyakit ginjal, diabetes mellitus, dan hipertensi, yang salah satunya diakibatkan karena konsumsi pangan yang tidak memperhatikan keamanan, mutu, gizi, serta kecukupannya.

Terkait hal tersebut, Badan POM terus mengajak dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memahami dan mendukung pola konsumsi sehat, antara lain melalui regulasi tentang pelabelan gizi.

Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito mengatakan pelabelan gizi pangan olahan merupakan salah satu strategi pencegahan PTM dan sekaligus pencegahan risiko gizi kurang.

Dengan pelabelan gizi dan informasi nilai gizi yang tercantum dalam label gizi, masyarakat diedukasi untuk memilih makanan yang mendukung pola konsumsi yang sehat sesuai dengan kebutuhan gizinya.

"Masyarakat akan mendapatkan informasi kandungan gizi dari pangan olahan sebagai salah satu sumber gizi yang dikonsumsi sehari-hari,” ucapnya.
 
Berdasarkan survei tahun 2016 dan 2017 terkait pembacaan label pangan olahan yang dilakukan Badan POM menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia untuk membaca label masih rendah. 

World Health Organization (WHO) Global Strategy on Diet, Physical Activity, and Health menyatakan bahwa pemerintah berkewajiban menjamin konsumen mendapatkan informasi yang benar pada label. 

TERKINI
Industri Pengolahan jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I BPOM Pastikan AstraZeneca Tidak Lagi Dipergunakan di Indonesia MKD DPR Koordinasi dengan Kepolisian Tindak Penggunaan Plat Nomor Palsu PN Jaksel Gelar Sidang Praperadilan Bupati Sidoarjo