Selasa, 03/09/2019 09:02 WIB
Washington, Jurnas.com - Wakil Presiden Mike Pence, mengatakan, Amerika Serikat (AS) menginginkan stabilitas di Irlandia setelah Inggris keluar dari Uni Eropa.
"Kami akan terus bekerja sama dengan mitra kami di Irlandia dan Inggris untuk mendukung rencana Brexit yang mendorong stabilitas dan juga menjaga fondasi yang kuat yang ditempa Perjanjian Jumat Agung (1998)," kata Pence.
Perjanjian Jumat Agung mengakhiri konflik beberapa dekade di wilayah tersebut pada 1998 dengan menciptakan demiliterisasi antara Irlandia dan Irlandia Utara.
"Kami memahami ini adalah masalah yang kompleks," kata Pencet.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Pernyataan itu dilontarkan di tengah keingingn Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan semakin kuat.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson sudah berjanji tidak akan meminta penundaan lebih lanjut dari Brussels.
"Saya ingin semua orang tahu bahwa tidak ada lagi alasan di mana saya akan meminta Brussels untuk menunda. Kami akan pergi pada tanggal 31 Oktober - tidak ada apa-apa atau tidak ada," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Kami tidak akan menerima segala upaya untuk menepati janji kami atau menggosok referendum itu," tambahnya.
Keyword : Boris JohnsonAmerika SerikatMike Pence