Ratu Inggris Sepakat Tutup Parlemen Selama Lima Minggu

Kamis, 29/08/2019 08:50 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Ratu Inggris Elizabeth II sepakat untuk menutup Parlemen selama lima minggu atas permintaan Perdana Menteri Boris Johnson. Namun hal itu menarik reaksi dari anggota parlemen yang bekerja untuk melakukan kesepakatan dengan Uni Eropa sebelum Inggris pergi dalam dua bulan.

Johnson meminta sang ratu untuk sementara waktu menangguhkan Parlemen dari awal September hingga 14 Oktober, dengan mengatakan langkah itu akan memungkinkannya untuk lebih mengejar kebijakan domestiknya. Lawan mengatakan dia berusaha menangkal campur tangan dari anggota parlemen berharap untuk memblokir jalan keluar tanpa kesepakatan Uni Eropa.

Dilansir UPI, Johnson sebelumnya berjanji Inggris akan meninggalkan aliansi 28 negara pada 1 November, dengan atau tanpa perjanjian Uni Eropa. Dia juga mengatakan alasan untuk pindah adalah karena sesi ini sudah berlangsung terlalu lama.

Johnson membantah langkah itu ada hubungannya dengan keluarnya UE dari Inggris, dan mengatakan akan ada "cukup waktu" bagi anggota parlemen untuk berdebat sebelum pertemuan puncak para pemimpin UE di Belgia 17 Oktober.

Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn menulis kepada ratu untuk mengungkapkan kekhawatiran tentang rencana Johnson dan meminta pertemuan dengannya. Ketika Parlemen berkumpul kembali hari Kamis, Corbyn mengatakan hal pertama yang akan dilakukan adalah mencoba undang-undang untuk mencegah apa yang Johnson lakukan.

"Parlemen yang ditangguhkan tidak dapat diterima," kata Corbyn. "Apa yang dilakukan perdana menteri adalah menghancurkan dan memaksa demokrasi kita secara melalui kesepakatan."

Pembicara House of Commons John Bercow menyebutnya kemarahan konstitusional. "Sangat jelas bahwa tujuan menangguhkan Parlemen sekarang adalah untuk menghentikan anggota parlemen memperdebatkan Brexit dan melakukan tugasnya dalam membentuk suatu jalur bagi negara."

Pemimpin Demokrat Jo Swinson juga meminta pertemuan dengan ratu, mengatakan langkah itu "anti-demokrasi."

"Ini adalah waktu yang penting dalam sejarah negara kami, namun perdana menteri kami dengan arogan berusaha untuk memaksa melalui Brexit tanpa kesepakatan melawan keinginan demokratis," katanya. "Dia benar-benar melumpuhkan suara rakyat dan perwakilan mereka."

Ratusan orang berkumpul di luar Westminster untuk memprotes langkah Brexit dan Johnson. Para demonstran berbaris dari Parlemen ke Downing Street, di mana kantor dan tempat tinggal perdana menteri berada.

Para demonstran mengatakan lebih banyak protes dijadwalkan untuk akhir pekan.

TERKINI
Selalu Spektakuler, Zendaya Masih Bingung Pakai Gaun Apa di Met Gala 2024 Pendapatannya Jauh Beda dengan Taylor Swift, Travis Kelce Disebut Miskin Emily Blunt Puji Taylor Swift Bisa Membangkitkan Kepercayaan Diri Putri Sulungnya Suka Berkencan dengan `Berondong`, Cher Ungkap Pria Seusianya Sudah Banyak yang Mati