Salip Malaysia, Publikasi Indonesia Nomor Satu di Asean

Rabu, 24/07/2019 21:30 WIB

Jakarta, Jurnas.com – Di bidang riset dan publikasi ilmiah, Indonesia patut berbangga. Pasalnya, kini jumlah publikasi internasional Tanah Air berhasil menjadi nomor satu di Asia Tenggara (Asean), menyalip Malaysia.

Disampaikan oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Muhammad Dimyati, selisih jumlah publikasi internasional Indonesia dan Malaysia saat ini hanya terpaut tiga paper.

“Sekarang ini sudah 32.975 publikasi. Kalau Malaysia 32.972 publikasi. Sekarang sudah juara Asean, meskipun selisihnya hanya tiga paper,” kata Dimyati usai meresmikan Industrial Technology Development (IDT) eXposure, di Jakarta pada Rabu (24/7).

Dimyati mengatakan, menjadi nomor satu di Asean merupakan target pemerintah tahun ini. Dia optimistis jumlah itu akan meningkat, mengingat potensi peneliti yang dimiliki Indonesia cukup besar.

“Ada lebih dari 100.000 potensi peneliti yang bisa melakukan publikasi, baik itu nasional maupun internasional. Kalau saja kita punya 50.000 yang internasional, tiga atau empat tahun ke depan akan luar biasa,” terang dia.

Selain itu, lanjut Dimyati, pemerintah baru saja mengesahkan Undang-Undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek), yang dinilai sebagai bentuk keberpihakan pada peneliti dan komunitas ilmiah di Indonesia.

UU Sisnas Iptek juga mengamanatkan dana abadi penelitian, serta pemberian insentif super tax deduction hingga 300 persen bagi industri yang mengeluarkan anggaran riset. Dia berharap dukungan ini dapat dimanfaatkan oleh para peneliti.

“Ini merupakan bentuk dukungan bagi penelitian ke depan agar leluasa menggunakan anggaran,” tandas dia.

TERKINI
Luhut Tegaskan Tanpa Nikel RI Pasar Mobil Listrik Amerika Terpuruk KPK: Kuasa Hukum Gus Muhdlor Kirim Surat Penundaan Pemeriksaan DPR Dukung Rencana Jokowi Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online KPK Sebut Nilai Gratifikasi Eks Bupati Probolinggo Rp149 miliar