Pakar Politik: Munas Golkar Sebaiknya Dipercepat

Rabu, 03/07/2019 17:35 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komaruddin menyarankan Musyarawah Nasional (Munas) Golkar dipercepat sebelum pelantikan Joko Widodo - Ma`ruf Amin pada Oktober 2019 mendatang.

Kata Ujang, dengan mempercepat Munas, siapa pun pemimpin Golkar bisa langsung bekerja, termasuk menyusun kabinet dan pimpinan DPR-MPR.

"Kalau kami dorong saja dipercepat. Supaya bisa bersama-sama bekerja dengan pemerintahan Jokowi," kata Ujang, Rabu (3/7).

Ujang menyadari Ketua Umum Golkar saat ini Airlangga Hartanto menginginkan Munas digelar pada Desember 2019, setelah pelantikan Jokowi - Ma`ruf.

Menurut Ujang, dengan Munas setelah pelantikan presiden dan wakil presiden, maka Airlangga bisa leluasa menyusun orang-orangnya di kabinet dan pimpinan DPR-MPR.

"Sekarang yang menentukan menteri di kabinet kan Airlangga kalau di Golkar. Lalu yang mengondisikan wakil ketua DPR dan pimpinan MPR dan lain-lain kan Airlangga. Jadi memang Airlangga pengin menang lagi setelah Oktober. Makanya dia mati-matian pengin Munas pada Desember," jelas Ujang.

Ujang menjelaskan, potensi kemenangan menteri perindustrian itu sangat besar jika Munas dilangsungkan pada Desember.

Namun sebaliknya, jika sebelum Oktober, maka posisi Airlangga cenderung lemah dengan lawan-lawannya seperti Ketua DPR Bambang Soesatyo yang santer maju sebagai kandidat ketua umum Golkar.

Di samping itu, lanjut Ujang, sebenarnya kepemimpinan Airlangga selama lima tahun ini tergolong gagal. Hal itu dilihat dari raihan kursi Golkar yang cenderung menurun dibanding periode sebelumnya.

Pada 2014, Golkar meraih 91 kursi, tetapi pada 2019 partai berlambang pohon beringin itu turun menjadi 85 kursi.

"Kalau saya ukuran akademik kuantitatif saja saya. Saya malah anggap kurang berhasil. Karena tahun ini targetnya 110 kursi. Lalu 2014, 91 kursi sementara saat ini 85 kursi. Artinya tidak sesuai target malah kehilangan enam kursi," jelas dia.

Ujang juga mengingat janji Airlangga pada Munaslub Golkar 2017. Saat itu Airlangga, kata Ujang, menjanjikan jika dianggap gagal maka akan menyerahkan jabatannya kepada kader yang lain.

"Airlangga pernah mengatakan hasil Munaslub dulu, jika Airlangga dianggap gagal, artinya kepemimpinan itu akan diserahkan kepada yang lain. Lalu jika berhasil akan diteruskan," kata Ujang.

"Artinya ada tolak ukur kesuksesan dan kegagalan sebagai pemimpin. Hari ini kami lihat Golkar kurang berhasil," tuntas Ujang.

TERKINI
KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu KPU Siap Hadapi 297 Perkara PHPU Pileg 2024 Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya di Kasus Narkoba CERI Laporkan Aspidum Kejati Jawa Timur ke Jaksa Agung Atas Dugaan Ini