Kabupaten Bandung Ekspor Perdana Jahe ke Bangladesh

Minggu, 30/06/2019 16:36 WIB

Bandung, Jurnas.com - Sudah tak asing jika Kabupaten Bandung mengekspor sayuran dan buah-buahan, karena potensi alamnya yang sangat mendukung. Kali ini, Kota Kembang itu melakukan ekspor rempah jahe ke Bangladesh.

"Berkat budidaya hortikultura yang baik, hari ini kami mengawal jahe dari Kabupaten Bandung untuk pertama kalinya masuk pasar Bangladesh," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, saat melepas ekspor 54 ton jahe atau senilai Rp680 juta di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Minggu (30/6).

Berdasarkan data sistem otomatisasi perkarantinaan, IQFAST di unit pelaksana teknis Bandung, total nilai ekonomi ekspor komoditas pertanian di Bandung 2018 tercatat mencapai Rp1,6 triliun. Sementara di pertengahan 2019 nilai ekspor komoditas pertanian telah mencapai Rp3,3 triliun.

"Alhamdulillah, baru setengah tahun tapi sudah bisa tembus hampir 300 persen dari capaian ekspor tahun 2018," kata Jamil dengan bangga.

Menurut Jamil, seluruh jajaran di Kementerian Pertanian (Kementan) termasuk Barantan sesuai instruksi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk melakukan terobosan dan inovasi untuk mengakselerasi dan meningkatkan ekspor komoditas pertanian strategi agar akselerasi ekspor dapat meningkat.

Ia menambahkan pihaknya mendorong ekspor dengan empat kebijakan operasional perkarantinaan, yakni melakukan pemeriksaan karantina di gudang pemilik, inline inspection agar proses bisnis ekspor selain lebih terjamin juga lebih cepat, memberikan Layanan Prioritas bagi pelaku eksportir yang patuh karantina.

Selanjutnya adalah memperluas  akses pasar melalui protokol karantina, manajement risk analysis (MRA), kerjasama bilateral dan multilateral lainnya.

Barantan juga telah menerapkan sertifikat elektronik, e-Cert ke negara tujuan ekspor yang telah memilki kesiapan sistem ini. Dengan e-Cert, negara tujuan  telah mendapatkan informasi teknis komoditas yang akan diekspor sebelum produk tiba, setelah sesuai dan disetujui seluruh persyaratan Sanitary and Phytosanitary, SPS yang disetujui komoditas dapat diberangkatkan.

"Ini akan mempercepat dan produk yang diekspor terjamin diterima, tidak akan ditolak saat tiba," jelas Jamil.

Kepala Karantina Pertanian Bandung, Iyus Hidayat memaparkan selain jahe yang di ekspor, pada saat yang bersamaan  dilakukan ekspor Kopi sebesar 19,2 ton dengan nilai Rp1.64 miliar tujuan Korea Selatan dan makanan kering tujuan Philipina sebanyak 210 ton senilai 6.6 miliar.

Meski makanan kering tidak termasuk komoditas pertanian, namun Iyus menjelasksn bahwa ini sesuai dengan negara tujuan yang mempersyaratkan adanya jaminan kesehatan dan keamanan, Phytosanitary  Certificate.

"Barantan sebagai trade tools facilities bertugas untuk mengawal komoditas pertanian yang di ekspor. Ini langkah nyata untuk mewujudkan mimpi kita bersama menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045," tutup Jamil.

TERKINI
Richie Sambora Harus Berlutut ke Jon Bon Jovi agar Livin` on a Prayer Dimasukkan ke Album Lagi Bucin, Dua Lipa Peluk Mesra Callum Turner di Jalanan Berkarier Sejak Muda, Anne Hathaway Sering Alami Stres Kronis Gara-gara Tuntutan Pelecehan Seksual, Lady Gaga Batalkan Pesta Lajang Adiknya