Sabtu, 29/06/2019 11:57 WIB
Pyongyang, Jurnas.com - Korea Utara menyatakan tertarik dengan undangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang ingin bertemu dan berjabat tangan dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un di perbatasan akhir pekan ini.
Kendati demikian, agenda tersebut tidak akan terealisasikan jika belum ada undangan resmi dari Washington.
"Kami melihatnya sebagai saran yang menarik, tapi kami belum menerima proposal resmi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui sebagaimana diwartakan kantor berita resmi KCNA.
Menurut Choe, pertemuan `mendadak` Trump dan Kim bisa menjadi babak baru dalam upaya memperbaiki hubungan kedua negara, yang sebelumnya gagal mencapai kata sepakat soal denuklirisasi.
Tingkatkan Produksi Artileri, Kim Jong Un Periksa Uji Coba Peluncuran Roket Korea Utara
Tingkatkan Produksi Artileri, Kim Jong Un Periksa Uji Coba Peluncuran Roket Korea Utara
Kasus Subversi Pemilu Trump Terhenti, Permasalahan Hukum Sekutunya Meningkat
"Itu (pertemuan) akan berfungsi sebagai kesempatan lain, yang berarti memperdalam hubungan pribadi antara kedua pemimpin, dan memajukan hubungan bilateral," terang dia.
Seperti diketahui, melalui cuitan di Twitter, Trump menawari Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, untuk berjabat tangan di zona demiliterisasi korea (DMZ), yang terletak di perbatasan Korut dan Korea Selatan.
Trump yang saat ini sedang berada di Osaka, Jepang untuk pertemuan G20, dijadwalkan mengunjungi Korea Selatan pada Sabtu (29/6) ini.
"Saya akan meninggalkan Jepang menuju Korea Selatan (bersama Presiden Moon Jae In). Sementara di sana, jika Ketua Kim melihat ini, saya akan menemuinya di perbatasan DMZ hanya untuk menjabat tangannya dan mengatakan `halo`," kata Trump di Twitter.
"Aku bilang jika Ketua Kim ingin aku bertemu, aku akan berada di perbatasan," lanjut dia.
Keyword : Amerika Serikat Korea Utara Donald Trump