Jum'at, 28/06/2019 13:37 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah Papua Nugini mengerahkan tentara untuk mengevakuasi korban letusan Gunung Ulawun, di kepulauan terpencil di negara tersebut.
Pada Jumat (27/6), lava dan abu Gunung Ulawun sudah mulai berkurang, namun terdapat 7.000 hingga 13.000 penduduk sekitar terpaksa mengungsi. Pemerintah menyatakan kondisi darurat.
"Kami akan memobilisasi militer untuk masuk dan menilai situasi, dan kami akan mengirim militer untuk membantu di lapangan," kata Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape.
"Gubernur sudah di lokasi untuk menilai situasi, dan begitu saya menerima laporan, kami akan melihat apa bantuan terbaik," lanjut dia dikutip dari AFP.
BKSAP DPR Dorong Parlemen Papua Nugini Sukseskan The Second IPPP
Tanggapi Pernyataan Biden, PM Papua Nugini Sebut Negaranya Tidak Pantas Dicap Kanibalisme
Papua Nugini Umumkan Keadaan Darurat setelah 16 Orang Tewas dalam Kerusuhan
Anggota parlemen lokal, Joseph Lelang mengatakan sebanyak 13.000 orang mengungsi, dan 1.000 orang kehilangan tempat tinggal mereka. Sementara Leo Porikura, memperkirakan jumlah pengungsi sekitar 7.000.
Steven Saunders, seorang surveyor di Rabaul Volcano Observatory, membenarkan ada satu ledakan kecil dari Ulawun pada Jumat (28/6) dini hari, tapi tidak berkelanjutan, dan aktivitas telah berkurang.
Tanggap darurat terhambat oleh penutupan bandara utama di kawasan itu, yang menurut Saunders tertutupi oleh abu setebal tiga sentimeter.
Keyword : Gunung Ulawun Papua Nugini Bencana Alam