Kamis, 06/06/2019 09:00 WIB
Havana, Jurnas.com - Lazaro Hernandez hanya satu dari sekian banyak pebisnis yang merasa akan dirugikan oleh rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang melarang pelayaran kapal pesiar ke Kuba.
Hernandez mengaku larangan baru AS tersebut diprediksi akan menghapus 90 persen bisnisnya dalam semalam.
Kepada Reuters pada Kamis (6/6), Hernandez mengatakan bahwa dia diuntungkan oleh masifnya pengunjung Amerika ke Karibia.
Namun kini Trump ingin menghukum pemerintah Komunis Kuba, karena aliansinya dengan pemerintah Venezuela Nicolas Maduro.
AS Sebut Tidak akan Terlibat Perang dalam Konflik Bersenjata Iran-Israel
Dwayne Johnson Rahasiakan Pilihannya untuk Pilpres 2024 AS Mendatang
Film Badarawuhi Di Desa Penari Tayang di USA, Ini Harapan Produser Manoj Punjabi
Tidak hanya Hernandez, Kuba mewanti-wanti jika kebijakan itu diberlakukan, maka dampaknya akan dirasakan oleh rakyat AS, termasuk pekerja sektor swasta AS di Kuba.
"Ini adalah pukulan fatal bagi kami," kata Hernandez, 27, yang menghasilkan US$30 per jam.
"Jika tidak ada pariwisata, kami tidak punya pekerjaan," imbuh dia.
Diketahui, para pelancong AS merupakan kelompok wisatawan terbesar kedua dalam beberapa tahun terakhir, setelah turis Kanada.
Meskipun mereka biasanya kurang berkontribusi pada ekonomi karena tinggal di kapal pesiar dibandingkan hotel, pelancong AS kerap menyewa sopir dan pemandu wisata, untuk menghabiskan waktu berbelanja, pergi ke bar, dan restoran.
"Kami membeli suvenir dan tas," kata Sarah Freeman, 42, salah satu penumpang di kapal pesiar AS terakhir yang berlayar dari Havana. Di tangannya tampa kipas kayu buatan tangan untuk menangkal panas Karibia.
Selain pelayaran kapal pesiar, pembatasan perjalanan dari AS ke Kuba juga akan mencakup perjalanan pendidikan people-to-people.
Seperti diketahui, Washington menekan Kuba untuk mereformasi dan menurunkan dukungannya terhadap Presiden Venezuela yang sosialis, Nicolas Maduro.
Keyword : Amerika Serikat Pembatasan Perjalanan Kuba