Iran Bantah Ada Negoisasi dengan AS terkait Kesepakatan Nuklir

Senin, 27/05/2019 07:54 WIB

Teheran, Jurnas.com - Iran dengan tegas telah menolak klaim baru-baru ini tentang awal negosiasi antara Republik Islam dan Amerika Serikat (AS) dengan tujuan mengurangi ketegangan antara kedua belah pihak.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Politik, Abbas Araqchi saat bertemu Menteri Luar Negeri Oman/" style="text-decoration:none;color:red;">Oman, Yusuf bin Alawi bin Abdullah di Muscat, Minggu (26/5).

"Republik Islam Iran siap membangun hubungan yang seimbang dan konstruktif dengan semua negara di kawasan Teluk Persia dengan saling menghormati dan menguntungkan," ujar Aragchi yang tegas menolak pembicaraan langsung atau tak langsung dengan (AS).

Aragchi mengatakan, Iran tidak bermaksud untuk menyulut ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Namun begitu, Ia mengatakan mengakhiri sanksi AS terhadap Iran dan memberikan hak semua negara kawasan mendapat manfaat dari kepentingan kerja sama ekonomi akan menjamin perdamaian dan stabilitas regional.

"Memberlakukan sanksi terhadap Iran adalah pengalaman yang gagal, yang telah berulang kali diuji di masa lalu," kata diplomat Iran.

Sementara itu, Alawi mendesak semua pihak untuk melakukan pengendalian diri. Ia menyerukan kelanjutan konsultasi dekat antara Teheran dan Muskat.

Terletak tepat di seberang Selat Hormuz dari wilayah Iran di pintu masuk ke Teluk Persia, Oman/" style="text-decoration:none;color:red;">Oman mempertahankan hubungan persahabatan dengan Iran meski terjadi krisis di wilayah tersebut.

Hubungan Tehran-Muscat yang ramah kadang-kadang memungkinkan kesultanan yang kecil namun strategis untuk memainkan peran mediasi yang penting, termasuk dengan AS.

Oman/" style="text-decoration:none;color:red;">Oman memainkan peran positif dalam negosiasi nuklir awal antara Iran dan kelompok negara-negara P5 + 1 dan menjadi tuan rumah beberapa putaran pembicaraan yang pada akhirnya terjadi kesepakatan penting 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia, termasuk AS.

Sebelumnya, Jumat (24/5), Alawi memperingatkan, perang apa pun di Timur Tengah dapat membahayakan seluruh dunia. Karena itu, ia mengatakan pihaknya bersedia mengurangi ketegangan yang meningkat antara Iran dan AS.

TERKINI
Kerusakan Saraf di Punggung, Britney Spears Harus Terapi Akupunktur Setiap Hari Komisi III Tinjau Kinerja Penanganan Kasus Anggaran Mitra Kerja di Lampung Kolabs di Lagu `Florida!!!`, Florence Welch Puji Taylor Swift Membumi di Tengah Ketenarannya Ansy Lema: Kampung Nelayan di Labuan Bajo Dukung Pariwisata Berkelanjutan