Selasa, 21/05/2019 08:59 WIB
Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar dialog diplomatik untuk meredakan situasi keamanan yang mengkhawatirkan di Teluk.
Duta besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi, mengajukan banding dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dan Dewan Keamanan pada Senin (20/5).
Desakan itu menyusul meningkatanya ketegangan satu sisi antara Iran dengan Amerika Serikat (AS) dan sisi lain, sekutu Teluknya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Sebelumnya, Minggu (19/5), Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengakhiri Teheran jika mengancam Washington. Sehari kemudian, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengecam "ejekan genosida" Trump dan mendesak AS bicara kepada Iran dengan hormat, bukan ancaman perang.
Terkait Perang Gaza, Yordania Gagalkan Rencana Pengiriman Senjata untuk Penentang Monarki
PBB Khawatirkan Bantuan ke Gaza saat Israel Lancarkan Serangan ke Rafah
Apresiasi Sidang Majelis Umum PBB, HNW: Indonesia Harus Terus Dukung Palestina Merdeka
Dalam suratnya itu, Ravanchi memperingatkan bahwa letusan segala kemungkinan konflik akan segera menyeberang dari tingkat regional dan pasti akan memiliki implikasi serius dan luas pada perdamaian dan keamanan internasional.
Duta Besar menambahkan itu menambahkan, Iran tidak akan pernah memilih perang, tetapi bahwa "jika perang dipaksakan pada kami, Iran akan dengan penuh semangat menggunakan hak bawaannya untuk membela diri". (Al Jazeera)