Senin, 20/05/2019 16:50 WIB
Baghdad, Jurnas.com - Irak harus menunjukkan sikap serius terhadap ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran. Jika tidak, maka perang antar keduanya akan mengakhiri atau menghancurkan Irak.
Demikian dismapaikan Pemimpin Gerakan Sadr di Irak, Muqtada al-Sadr. Menurutnya, pihaknya tak ingin ketegangan meningkat antara kedua negara tersebut menyeret pada peperangan.
"Saya juga tak ingin Irak terseret ke dalam perang ini dan saya tak setuju Irak menjadi wilayah konflik antara Iran dan Amerika Serikat," ungkap al-Sadr dilansir dari Anadolu.
Ia menegasksan bahwa jika Irak tidak bersatu dan menunjukkan sikap serius, maka perang antara AS dan Iran akan menjadi akhir bagi Irak. "Baik pemerintah Irak maupun rakyatnya tak mampu menghadapi peperangan lagi," ujar ulama Syiah terkemuka itu.
Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
Tampil Glamor dengan Rambut Pirang, Billie Eilish Merasa Bukan Jati Dirinya
"Kami membutuhkan perdamaian dan pembangunan. Jika ada pihak yang menyeret Irak ke dalam perang dan menjadikannya sebagai medan perang, mereka akan menjadi musuh rakyat Irak," ungkap al-Sadr.
Muqtada al-Sadr mengatakan bahwa negaranya tak ingin terlibat dalam perang AS dan Iran.
Keyword : IranAmerika SerikatIrakTimur Tengah