Ancaman People Power, Habib Sholeh: Itu Bukan Jihad, Tapi Gerakan Mati Konyol

Selasa, 14/05/2019 01:01 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Bendahara Majelis Pengasuh Pondok Pesantren se-Indonesia (MP3I) Habib Sholeh Al Muhdar menilai, gerakan People Power yang hendak dilakukan pendukung paslon 02 dalam menyikapi hasil pemilu 2019 bukanlah gerakan jihad.

Kata Habib Sholeh, people power justru berlawanan dengan jihad, karena bertentangan dengan upaya membangun Islam Rahmatan Lil Alamiin di Indonesia.

"People Power sama.l sekali bukan jihad. Jadi yang ikut people power itu bukan syuhada, tapi mati konyol," ujar Habib Sholeh di Jakarta, Senin (13/5/2019).

Ia mengingatkan, Indonesia adalah negara yang damai berdasarkan pancasila. Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia pun mampu hidup rukun tanpa benturan antar umat.

"Jadi kalau ada pihak yang membentur-benturkan umat Islam. Memecahbelah umat, dan menebar kebencian, maka itu berlawanan dengan agama. Mereka harus ditindak," tegas Habib Sholeh.

Bagi Habib Sholeh, pernyataan pihak yang menyebut People Power sebagai jihad, amar ma`ruf nahi munkar harus kembali belajar agama dengan benar.

"Amar ma`ruf nahi munkar itu mengajak pada kebenaran dan mencegah kemungkaran. Nah, people power malah mengajak keburukan dengan adu domba dan kebencian, lalu menjauhkan pada kebaikan. Mereka ini kebalik," tegas Habib Sholeh.

Ia juga menilai gerakan people power bisa saja mengarah pada gerakan makar, karena melawan konstitusi negara yang sah. Jika demikian, maka aparat penegak hukum, dalam hal ini kepolisian harus melarang gerakan ini terjadi.

"TNI Polri harus tegas. Siapa pun yang melakukan gerakan melawan negara harus ditindak tegas tanpa pandang bulu," tuntas Habib Sholeh.

TERKINI
KPK Sebut Nilai Gratifikasi Eks Bupati Probolinggo Rp149 miliar Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi KPK: Investasi Fiktif di PT Taspen Mencapai Ratusan Miliar Wujudkan Swasembada, Kementan Gelar ToT Antisipasi Darurat Pangan Nasional