Dokter Beberkan Fakta Penyelamatan 12 Anak Lelaki di Gua Thailand

Jum'at, 05/04/2019 09:50 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Dua belas anak laki-laki yang diselamatkan tahun lalu dari gua Thailand setelah kebanjiran diberi ketamine, obat penenang, selama penyelamatan.

Obat itu menjaga anak-anak lelaki itu, yang berusia 11 hingga 16 tahun, tertidur selama 6 jam yang dibutuhkan penyelam untuk melewati jalan-jalan sempit untuk membawa anak-anak itu ke tempat yang aman setelah 18 hari terjebak di gua. Anak-anak itu mengenakan pakaian basah dan peralatan selam lainnya, dan diikat ke tandu untuk perjalanan.

Rincian upaya untuk menyelamatkan anak laki-laki dan perawatan medis mereka diungkapkan dalam surat yang diterbitkan Kamis di New England Journal of Medicine.

"Jika anak-anak bangun dan panik, itu terlalu berbahaya bagi anak-anak dan penyelam gua," kata Chanrit Lawthaweesawat, wakil sekretaris jenderal Asosiasi Medis Thailand dilansir UPI.

Lawthaweesawat mengatakan memberi ketamin pada anak laki-laki juga berfungsi untuk melindungi mereka dari hipotermia dan "trauma psikis."

Anak-anak itu juga menerima Xanax, obat anti-kecemasan, dan atropin untuk menyeimbangkan detak jantung mereka.

Anak-anak lelaki itu, anggota tim sepak bola Wild Boars, terperangkap di gua Tham Luang Nang Non, Thailand 23 Juni ketika banjir bandang memotong jalan keluar. Penyelam menemukan tim 2 Juli sekitar 2,5 mil dari mulut gua.

Tim penyelamat awalnya berencana untuk menunggu sampai permukaan air surut sebelum mengeluarkan bocah-bocah itu dari gua, tetapi penurunan kesehatan dan kadar oksigen yang rendah memaksa mereka untuk mengeluarkan bocah-bocah itu melalui penyelaman. Bocah terakhir meninggalkan gua 10 Juli.

Pada 5 Juli, seorang penyelam penyelamat, mantan Angkatan Laut Thailand SEAL Saman Kunan, meninggal setelah kehilangan kesadaran di bawah air dan berhenti bernapas .

TERKINI
Harapan Gencatan Senjata Menipis, Biden Bertemu Raja Yordania Rusia akan Praktikkan Skenario Senjata Nuklir Taktis dalam Latihan Militernya Militer Israel Serukan Palestina untuk Mengevakuasi Warga Sipil Rafah Israel Menggerebek Kantor Al Jazeera setelah Perintah Penutupan Stasiun TV Lokalnya